
RI Bisa Tiru, Begini Kisah Sukses Brasil Sulap Tebu-Jagung Jadi BBM

Jakarta, CNBC Indonesia - Brasil dinilai sebagai negara yang sukses dalam mengembangkan bioetanol atau Bahan Bakar Nabati (BBN) yang bisa menjadi campuran Bahan Bakar Minyak (BBM).
Executive Director Brazillian Ethanol Cluster (APLA), Flavio Castellari mengungkapkan bahwa produksi bioetanol di Brasil sudah mencapai 38 miliar liter per tahun. Castellari mengatakan negaranya memanfaatkan dua jenis komoditas tumbuhan dalam membuat bioetanol, yakni tebu dan jagung.
"Tahun lalu kami memproduksi sekitar 38 miliar liter etanol dengan menggunakan bahan baku tebu. Dan dalam lima tahun terakhir, kami juga mulai menggunakan etanol jagung," ujar Castellari kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Rabu (24/1/2024).
Castellari mengungkapkan bahwa Indonesia bisa mengikuti jejak sukses Brasil dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan bioetanol. Dia menilai bioetanol di Brasil membuat negara memproduksi bahan bakar secara mandiri jika tidak memiliki cadangan minyak yang besar.
Adapun, manfaat yang bisa didapatkan dari pemanfaatan bioetanol adalah menghasilkan bahan bakar yang rendah emisi sehingga menurunkan sumbangan emisi karbon ke udara. Selain itu, manfaat lainnya adalah mengembangkan pembangunan pedesaan yang menanam tumbuhan untuk diproduksi menjadi bioetanol.
"Jadi kita tahu saat ini di Brasil, kami memproduksi, seperti 80% etanol kami berasal dari tebu dan 20% etanol kami berasal dari jagung. Kita memiliki sekitar 32 miliar liter etanol yang diproduksi menggunakan tebu dan 6 miliar liter etanol menggunakan jagung sebagai bahan bakunya," jelasnya.
![]() Agronomist Dario Sabini inspects a corn plant affected by a long drought that finally ended this month by the arrival of rain, in a farm in 25 de Mayo, in the outskirts of Buenos Aires, Argentina January 24, 2022. Picture taken January 24, 2022. REUTERS/Agustin Marcarian |
Seperti diketahui, Indonesia sudah memanfaatkan tebu menjadi BBM, khususnya bensin. Hal ini menunjukkan upaya RI untuk bisa memanfaatkan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis tetesan tebu (molase) sebagai sumber bahan bakar kendaraan sudah mulai diimplementasikan.
Wujud nyata dari "sulap" tebu menjadi BBM ini yaitu dengan mulai diproduksi dan dijualnya produk BBM dengan campuran bioetanol berbasis tebu tersebut, tepatnya pada produk Pertamax Green 95 yang dijual PT Pertamina (Persero).
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menjelaskan, perusahaan telah bekerja sama dengan PT Energi Agro Utama (Enero), anak usaha PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), untuk mendapatkan pasokan bioetanol berbasis molase tersebut.
Dia menyebut, produksi bioetanol kini telah mencapai 30.000 kilo liter (kl) per tahun. Sebagian dari produksi tersebut menurutnya digunakan untuk pencampuran pada bensin Pertamax (RON 92), sehingga produk BBM yang dihasilkan menjadi Pertamax Green 95. Adapun pencampuran bioetanolnya mencapai 5% (E5).
"Di dalam produk Pertamax Green 95, itu kita menggunakan bahan bakar yang berbahan dasar tebu. Tapi perbedaannya, yang kita gunakan ini adalah molasesnya. Jadi merupakan ampas atau sisa produksi gula," ungkap Riva dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (5/12/2023).
Dia menekankan bahwa proses produksi molases menjadi bioetanol tidak beririsan dengan produksi gula untuk pangan. Riva menjelaskan, produksi bioetanol dari tebu yang saat ini dilakukan sesuai dengan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada gula seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 40 tahun 2023.
"Pemerintah berupaya untuk mempercepat proses swasembada gula dan juga mendukung memperluas penggunaan bioetanol sebagai bahan baku dari bahan bakar nabati," tambahnya.
Riva mengatakan saat ini pihaknya terus melakukan riset untuk bisa terus memanfaatkan tumbuhan selain tebu untuk diolah menjadi bioetanol. Dia menyebutkan tumbuhan lain yang berpotensi bisa dimanfaatkan menjadi bioetanol seperti jagung, sorgum, hingga tandan sawit.
"Pertamina juga terus melakukan riset dan juga penelitian-penelitian dengan lembaga terkait untuk melihat potensi-potensi lainnya di luar tebu. Mungkin dari jagung, atau mungkin dari sorgum, atau mungkin dari tandan sawit," imbuhnya.
Dengan berbagai jenis tanaman yang mungkin bisa dimanfaatkan menjadi bioetanol sebagai bahan campuran BBM tersebut, maka akan dicari mana yang akan memberikan nilai dan keekonomian paling baik.
"Nah ini yang memang dilakukan penelitian-penelitian, dan penelitian ini memang gunanya untuk mendalami hal tersebut," ucapnya.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma Tebu, Brasil Sukses Sulap Jagung Jadi BBM
