
Dibahas Gibran-Cak Imin, RI Ternyata Kalah Jauh dari Brasil & Kolombia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan proyek energi baru terbarukan (EBT) menjadi sorotan dalam debat calon wakil presiden (cawapres) kedua pada Minggu (21/1/2024). Posisi Indonesia dalam bauran EBT dibandingkan dengan berbagai negara di dunia menjadi perbincangan menarik.
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, menyoroti potensi luar biasa sumber EBT di Indonesia, mencapai sekitar 3.686 gigawatt (GW).
"Potensi EBT juga luar biasa, ada energi surya, angin, air, bio energi, panas bumi, dan kita punya potensi yang besar sekali, yakni 3.686 GW," kata Gibran dalam Debat ke-4 yang disiarkan dari JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Gibran menekankan bahwa pemanfaatan sumber energi terbarukan di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di masa mendatang. Namun, Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menggarisbawahi permasalahan belum berlakunya pajak karbon yang dapat menghambat upaya negara mencapai net zero emission pada 2060.
![]() Realsasi EBT |
Di tengah perbincangan global tentang energi terbarukan, sejumlah negara telah menunjukkan komitmen dan keberhasilan dalam mengadopsi sumber energi bersih. Informasi terbaru membawa kita ke sejumlah negara di dunia yang menjadi pemimpin dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Negara-negara Pemimpin dalam Pemanfaatan Energi Terbarukan di Dunia
Sebagai bagian dari upaya global menuju transisi energi, beberapa negara telah mencapai pencapaian luar biasa dalam memanfaatkan sumber energi terbarukan. Berikut adalah beberapa negara yang menjadi pemimpin dalam persentase bauran energi terbarukan berdasarkan data Energy Digital:
1. Islandia (86.87%)
- Islandia terkenal dengan kekayaan alam yang besar dengan potensi geothermal yang telah dikembangkan.
- Islandia menghasilkan sebagian besar energinya dari sumber geothermal, hydro, dan angin.
2. Norwegia (71.56%)
- Norwegia, salah satu pengekspor energi terbesar di dunia, mengandalkan hidroelektrik sebagai salah satu sumber daya utama.
- Statkraft, produsen listrik terbesar Norwegia, memainkan peran penting dalam manajemen energi terbarukan.
3. Swedia (50.92%)
- Swedia mencapai posisi terdepan dalam decarbonisation, dengan target produksi listrik 100% terbarukan pada 2040.
- Hydropower dan bioenergy menjadi sumber utama energi terbarukan di Swedia.
4. Brasil (46.22%)
- Brasil menghasilkan dan mendistribusikan listrik kepada lebih dari 85 juta konsumen, dengan sekitar 60% di antaranya didistribusikan oleh Centrais Elétricas Brasileiras (Eletrobrás).
- Investasi proyek energi surya dan angin yang berkembang pesat mendukung diversifikasi portofolio energi Brasil.
5. Selandia Baru (40.22%)
- Selandia Baru mencapai keberhasilan dalam pengembangan energi terbarukan, termasuk hidropower dan geothermal, tanpa subsidi pemerintah.
- Pledges di bawah Perjanjian Paris memotong emisi hingga 30% di bawah tingkat 2005 pada tahun 2030.
6. Denmark (39.25%)
- Denmark berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70% dari tingkat 1990 pada tahun 2030 dan mencapai setengah dari konsumsi energi total dari sumber terbarukan.
- Ørsted A/S, perusahaan energi terbesar Denmark, telah memainkan peran kunci dalam menjadikan Denmark pemimpin dunia dalam energi angin.
7. Austria (37.48%)
- Austria mengandalkan hidro power sebagai penggerak utama produksi energi terbarukan.
- Target Austria adalah menggunakan 100% listrik dari sumber terbarukan, terutama hidro, angin, dan surya, pada tahun 2030.
8. Swiss (36.72%)
- Energi terbarukan di Swiss didominasi oleh sumber daya hidro dan nuklir.
- Meskipun dalam transisi energi, warga Swiss memilih menghentikan penggunaan energi nuklir pada tahun 2017.
9. Finlandia (34.61%)
- Finlandia menargetkan net zero pada tahun 2035, dengan nuklir, hidro, dan bioenergy sebagai pilar utama strategi energi berkelanjutan.
- Finlndia dikenal sebagai pemimpin dunia dalam biofuel generasi kedua dari kayu.
10. Kolombia (33.02%)
- Kolombia menjadi pemimpin dalam transportasi publik listrik dan memiliki salah satu pengguna hidroelektrik terbesar di dunia.
- Enel, perusahaan energi terbesar di Kolombia, menyediakan energi berkelanjutan melalui panel surya dan proyek hidroelektrik.
Posisi Indonesia dalam Bauran Energi Terbarukan
Melihat prestasi negara-negara di atas, posisi Indonesia dalam bauran energi terbarukan masih tergolong kecil. Menurut data dari Dewan Energi Nasional (DEN) yang dirilis pada Januari 2024, bauran energi terbarukan di Indonesia hingga akhir 2023 hanya mencapai 13.09%, jauh di bawah target sebelumnya sebesar 23% pada 2025.
Bauran energi terbesar masih dipegang oleh batu bara dengan persentase mencapai 40.46%, diikuti oleh minyak bumi (30.18%), dan gas bumi (16.28%). Meskipun pertumbuhan positif terlihat, pencapaian ini masih jauh di bawah target nasional.
Menanggapi kondisi ini, langkah-langkah konkret perlu diambil oleh Indonesia. Permasalahan seperti belum berlakunya pajak karbon menjadi sorotan, yang dapat mempengaruhi upaya mencapai target net zero emission pada 2060.
Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber energi terbarukan. Namun, tantangan nyata masih harus diatasi agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara pemimpin dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Dengan mengadopsi kebijakan yang mendukung, mengatasi kendala pajak karbon, dan mendorong investasi dalam infrastruktur terbarukan, Indonesia dapat mempercepat transisi menuju energi bersih. Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan ini.
Sebagai negara dengan potensi EBT yang luar biasa, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dalam pemanfaatan energi terbarukan. Langkah-langkah konkret dan kebijakan yang visioner akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)