Internasional

Ramalan Baru Ekonomi AS di 2024, Berani Baca?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 27/12/2023 14:55 WIB
Foto: Bendera Amerika Serikat (AP Photo/Charlie Riedel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Amerika Serikat (AS) lolos dari jurang resesi besar pada 2023. Namun mendekati 2024, bayang-bayang resesi tetap menanti.

Ini bukan tanpa sebab. Inflasi di Negeri Paman Sam masih tinggi, belum lagi suku bunga yang ketat.


Di tahun 2024, beberapa lembaga keuangan raksasa telah memprediksi keadaan ekonomi terbesar dunia itu. Salah satunya adalah JPMorgan, Conference Board, dan Fitch Ratings.

Apakah resesi akan kembali menghantui?

Dalam laporannya, JPMorgan memperkirakan dasar ekonomi AS untuk tahun 2024 akan tumbuh 2%. Selain itu, inflasi akan berada dalam level 2% dan pengangguran tetap di sekitar 4%.

Namun, jelas ada risiko yang bisa mengalihkan dari jalan tersebut. Permintaan yang secara bertahap berkurang.

"Dalam hal pertumbuhan ekonomi, permintaan secara bertahap berkurang setelah tahun 2023 yang sangat kuat," kata lembaga itu, dikutip CNBC International, Rabu (27/12/2023).

"Pertumbuhan PDB riil pada kuartal ketiga 2023 sebesar 3,0% tahun-ke-tahun (yoy) didukung oleh peningkatan yang kuat dalam belanja konsumen dan pemerintah, belanja investasi yang tangguh, penyetokan kembali inventaris, dan peningkatan perdagangan internasional," paparnya.

"Semua bidang ini akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat di masa depan."

Sementara itu, The Conference Board memprediksi ekonomi AS tahun 2024 melambat. Ini dikaitkan dengan banyak faktor, termasuk peningkatan inflasi, suku bunga tinggi, berkurangnya tabungan akibat pandemi, meningkatnya utang konsumen, dan dimulainya kembali pembayaran pinjaman mahasiswa wajib.

"Meskipun kami memperkirakan PDB riil akan tumbuh sebesar 2,4% pada tahun 2023, kami memperkirakan PDB riil akan melambat menjadi 0,9% pada tahun 2024," katanya.

"Namun, setelah penurunan ini, perekonomian AS akan mulai kembali normal. Kami memperkirakan pertumbuhan PDB tahun 2025 mendekati potensi sebesar 1,7%," ujarnya lagi.

Di sisi lain, Fitch merevisi perkiraan pertumbuhan global pada tahun 2024. AS akan mengalami peningkatan 1,2%, dengan menghindari resesi.

"Ketahanan pertumbuhan AS yang mengejutkan baru-baru ini mencerminkan pembaruan pelonggaran fiskal, kesediaan konsumen untuk terus memanfaatkan kelebihan tabungan dan kuatnya keuangan sektor swasta," papar lembaga itu.

"Sejauh ini dampak pengetatan moneter melalui saluran 'arus kas' terhadap kenaikan biaya pembayaran utang bagi peminjam sektor swasta masih terbatas. Pertumbuhan akan melambat tajam pada tahun depan karena pendapatan dan laba rumah tangga melambat, kredit dan investasi melemah, serta kenaikan suku bunga riil, namun kini diperkirakan akan tetap positif hingga tahun 2024," jelasnya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bukti Kepercayaan Konsumen AS Memburuk di Juni 2025