
Bye Resesi! Kabar Baik dari Ekonomi AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Amerika Serikat (AS) berhasil tumbuh positif pada kuartal IV (Q4) 2024. Tercatat, pertumbuhan ekonomi terbesar dunia itu tembus 3,3% secara tahunan.
Ini lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan konsensus Wall Street yang memperkirakan kenaikan sebesar 2% dalam tiga bulan terakhir tahun 2023. Sebelumnya, pada Q3, ekonomi AS tumbuh dengan kecepatan 4,9%.
Selain pergerakan PDB yang lebih baik dari perkiraan, terdapat juga beberapa kemajuan dalam inflasi. Inflasi inti untuk pengeluaran konsumsi pribadi, yang lebih disukai oleh Federal Reserve sebagai ukuran inflasi jangka panjang, naik 2% pada periode tersebut.
Secara tahunan, indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik 2,7%, atau merupakan penurunan dari 5,9% tahun lalu. Sementara angka inflasi inti yang tidak termasuk makanan dan energi mencatat kenaikan tahunan sebesar 3,2%.
"Kedua komponen tersebut digabungkan menjadi Goldilock supersonik, karena ini merupakan angka yang kuat meski inflasi belum muncul," kata Beth Ann Bovino, kepala ekonom di U.S. Bank, kepada CNBC International, Jumat (26/1/2024).
"Semua orang ingin bersenang-senang. Orang-orang membeli mobil baru, banyak menghabiskan waktu untuk rekreasi, dan juga melakukan perjalanan. Kami telah memperkirakan akan terjadi soft landing selama beberapa waktu. Ini hanyalah satu langkah ke arah itu," jelasnya.
Secara satu tahun penuh, perekonomian AS sepanjang tahun 2023 mengalami percepatan sebesar 2,5% secara tahunan, jauh di atas perkiraan Wall Street pada awal tahun dengan sedikit kenaikan. Bila ini terjadi, performa 2023 lebih baik daripada kenaikan sebesar 1,9% pada tahun 2022.
Seperti yang terjadi sepanjang tahun, laju belanja konsumen yang kuat membantu mendorong ekspansi. Pengeluaran konsumsi pribadi meningkat 2,8% pada Q4 2023 secara tahunan namun turun sedikit dari Q3.
Belanja pemerintah negara bagian dan lokal juga berkontribusi, naik 3,7%, begitu pula peningkatan belanja pemerintah federal sebesar 2,5%. Investasi domestik swasta bruto naik 2,1%, yang merupakan faktor penting lainnya bagi kuatnya kuartal ini.
"Tahun ini seperti Rock 'Em Sock' Em Robots, dan perekonomian mengalahkan para ekonom, selalu berkinerja lebih baik," kata ekonom senior di Allianz Trade Americas, Dan North.
"Kepala Fed Jerome Powell pasti tersenyum pagi ini. Sekali lagi, ia menentang prediksi para ekonom dengan pertumbuhan yang kuat dan inflasi yang jelas terkendali," ujarnya.
Laporan PDB ini menutup tahun di mana sebagian besar ekonom hampir yakin bahwa AS setidaknya akan memasuki resesi yang dangkal. Bahkan The Fed sempat memperkirakan kontraksi ringan akibat tekanan industri perbankan pada Maret lalu.
Namun, ketahanan konsumen dan pasar tenaga kerja yang kuat turut mendorong perekonomian sepanjang tahun ini, yang juga ditandai dengan kemunduran sektor manufaktur dan The Fed yang terus menaikkan suku bunga dalam upayanya menurunkan inflasi.
Meski begitu, pasar hanya menunjukkan sedikit reaksi terhadap laporan tersebut. Saham berjangka naik sedikit sementara imbal hasil Treasury bergerak lebih rendah. Pasar berjangka terus mencerminkan kemungkinan bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga pertamanya pada bulan Mei mendatang.
"Laporan tersebut sangat bagus, namun Anda tidak melihat pasar bergerak banyak karena PDB bersifat backward-looking. Laporan ini memberi tahu kami apa yang terjadi pada bulan Oktober, November, dan Desember," tambah North.
"Ini bagus untuk pola sejarah, tapi tidak memberi tahu kita banyak tentang tujuan kita," ujarnya.
Sementara itu, data awal pengangguran berjumlah 214 ribu. Ini meningkat 25 ribu dari pekan sebelumnya dan melampaui perkiraan sebesar 199 ribu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk Minggir, Ada Kabar Baik dari Ekonomi AS