Internasional

Bos JPMorgan Buka-bukaan Ancaman Malapetaka Ekonomi AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
27 February 2024 17:30
Jamie Dimon, chairman and chief executive officer of JPMorgan Chase & Co., during a Bloomberg Television interview at the JPMorgan Global High Yield and Leveraged Finance Conference in Miami, Florida, US, on Monday, March 6, 2023. Dimon said last month that the US economy was still performing well, with strength in consumer spending and plentiful jobs. Photographer: Marco Bello/Bloomberg via Getty Images
Foto: Bloomberg via Getty Images/Bloomberg

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon kembali menyuarakan ancaman yang dapat memengaruhi perekonomian dunia di tahun ini. Hal ini diungkapkan dalam forum JPMorgan High Yield and Leveraged Finance Conference di Miami, Senin (27/2/2024).

Di sebuah momen wawancara dengan CNBC International, Dimon berpendapat bahwa ada kemungkinan besar bahwa perekonomian terbesar dunia, Amerika Serikat (AS), sedang menuju resesi. Menurutnya, ini membuat pasar sedang menerka kemungkinan kapan era suku bunga tinggi berakhir.

"Pasar sedang menentukan harga dalam kondisi soft landing. Itu mungkin saja terjadi," ujarnya.

Komentar tersebut muncul saat pasar mengubah ekspektasinya terhadap kebijakan moneter. Setelah sebelumnya pelaku pasar di awal tahun memperkirakan kemungkinan rangkaian penurunan suku bunga secara agresif pada bulan Maret, mereka kini melihat bahwa pelonggaran tersebut baru akan dimulai pada bulan Juni atau Juli.

Seiring dengan kenaikan suku bunga, pasar juga harus menghadapi Federal Reserve yang akan menghentikan kepemilikan obligasinya, sebuah proses yang dikenal sebagai pengetatan kuantitatif atau QT.

"Selalu merupakan kesalahan jika hanya melihat tahunnya saja," kata Dimon.

"Semua faktor yang kita bicarakan: QT, defisit belanja fiskal, geopolitik, hal-hal tersebut mungkin akan terjadi selama beberapa tahun. Tapi hal itu akan terjadi dan akan memberikan efek dan dalam pikiran saya, saya hanya berhati-hati dalam segala hal."

Meski ada awan gelap, Dimon mengatakan ia tidak melihat adanya kemungkinan seburuk krisis keuangan tahun 2008. Diketahui, pada periode itu, bank-bank terkena dampak dari keruntuhan industri subprime mortgage.

"Suku bunga yang lebih tinggi dan resesi dapat berdampak buruk pada bidang-bidang seperti real estate komersial dan bank regional, namun dengan dampak makroekonomi yang terbatas," tambahnya.

"Jika kita mengalami resesi, ya, itu (real estate dan bank regional) akan menjadi lebih buruk. Jika kita tidak mengalami resesi, saya pikir sebagian besar orang akan mampu mengatasi hal ini."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos JPMorgan Buka-bukaan Ancaman Terbesar Perbankan Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular