
Giliran Bankir Top Ramal Amerika Beneran Bakal Resesi, Ini Tandanya

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO JPMorgan Jamie Dimon buka suara soal kemungkinan resesi yang saat ini menghantui Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkannya kepada wartawan CNBC International, Leslie Picker, Rabu waktu setempat dikutip Kamis (8/8/2024).
Sebelumnya, data yang dirilis pekan lalu menunjukan tingkat pengangguran AS melonjak ke level tertinggi hampir tiga tahun yakni sebesar 4,3% pada bulan Juli 2024. Di sisi lain, kinerja manufaktur Negeri Grand Canyon itu juga mengarah pada sentimen yang negatif, yang ditangkap sebagai tanda-tanda tren penurunan ekonomi.
Dengan situasi ini, Dimon menyebut peluang Negeri Paman Sam untuk menuju kondisi 'soft landing' adalah 35% hingga 40%. Ini berarti resesi merupakan skenario yang paling mungkin dalam benak bankir keturunan Yunani itu.
"Ada banyak ketidakpastian di luar sana. Saya selalu menunjuk pada geopolitik, perumahan, defisit, pengeluaran, pengetatan kuantitatif, pemilihan umum, semua hal ini menyebabkan kekhawatiran di pasar," kata Dimon.
Dimon, yang memimpin bank terbesar AS dari segi aset, telah memperingatkan tentang 'badai' ekonomi sejak 2022. Namun, ekonomi telah bertahan lebih baik dari yang diharapkannya.
Walau begitu, Dimon kali ini sedikit skeptis bahwa Federal Reserve dapat menurunkan inflasi ke target 2%. Hal ini dikarenakan pengeluaran masa depan untuk ekonomi hijau dan militer yang makin besar.
"Selalu ada berbagai macam hasil Saya sepenuhnya optimis bahwa jika kita mengalami resesi ringan, bahkan yang lebih parah, kita akan baik-baik saja. Tentu saja, saya sangat bersimpati kepada orang-orang yang kehilangan pekerjaan. Anda tidak menginginkan pendaratan yang keras," tambahnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk dari AS, Ada Warning Resesi Baru Tiba-Tiba Muncul