Duh! RI Kini Cuma Punya 2 Tulang Punggung Ladang Minyak

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
07 November 2023 18:40
Blok Rokan. (Doc SKK Migas)
Foto: Blok Rokan. (Doc SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto membeberkan tulang punggung produksi minyak nasional saat ini hanya berasal dari dua blok besar, yakni Blok Cepu di Bojonegoro dan Blok Rokan di Riau.

Ia pun mencatat, produksi minyak di Blok Rokan saat ini berada di level 164 ribu barel per hari (bph). Sementara untuk Blok Cepu sudah di bawah 160 ribu bph. Blok Rokan dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak 2 tahun lalu, Agustus 2021, setelah diambil alih dari Chevron Pacific Indonesia. Sementara Blok Cepu dikelola perusahaan migas asal Amerika Serikat, ExxonMobil Cepu Ltd.

"Dua blok inilah yang menjadi tulang punggung dari lifting minyak kita dalam asumsi makro kita di APBN tahun 2023 yang sedang berjalan ini," kata Sugeng dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2023).

Sugeng pesimistis target produksi terangkut (lifting) minyak dalam APBN 2023 sebesar 660 ribu bph bakal tercapai. Apalagi produksi minyak nasional hingga kini belum mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Sugeng mencontohkan rata rata produksi lifting minyak nasional di 2022 hanya mencapai 612 ribu bph.

"Bahkan dengan berbagai persoalan menyangkut sifatnya technical maupun non technical memang tampaknya berat untuk mencapai target APBN yang sudah kita tetapkan di APBN tahun 2023," katanya.

Oleh sebab itu, ia pun bersyukur harga minyak mentah global saat ini belum di atas harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang dipatok US$ 90 per barel. Adapun harga minyak saat ini masih berada di level US$ 80-85 per barel.

"Harga hari ini misalnya menyentuh US$ 80 per barel untuk WTI dan Brent US$ 85 per barel artinya masih di bawah ICP yang kita tetapkan di APBN 2023," katanya.

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), operator Blok Rokan, kini tengah berada di puncak produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia. Adapun produksi minyak Blok Rokan berada di level 172.000 barel per hari (bph).

EVP Upstream Business Edwil Suzandi mengatakan, capaian tertinggi produksi Blok Rokan tersebut diraih bertepatan dengan peringatan dua tahun alih kelola Chevron ke PHR. Selain itu capaian tersebut juga bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Provinsi Riau.

"Alhamdulillah, hari ini PHR menjadi momen bersejarah bagi PHR di mana bertepatan dengan 2 tahun alih kelola Blok Rokan dan HUT Riau, produksi PHR di Blok Rokan mencapai angka 172.710 bph, di mana ini merupakan angka tertinggi sejak alih kelola dan juga insya Allah menjadi angka produksi migas tertinggi di Indonesia saat ini," kata Edwil berdasarkan keterangan tertulis, Rabu (9/8/2023).

Data produksi minyak. (Dok. ESDM)Foto: Data produksi minyak. (Dok. ESDM)
Data produksi minyak. (Dok. ESDM)

Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi minyak nasional harian per 5 November baru mencapai 586.110 barel per hari (bph). Sementara pemerintah memasang target produksi lifting minyak dalam APBN 2023 di level 660 ribu bph. Artinya, produksi minyak nasional baru 89% dari target tahun ini.

Bila dirunut ke belakang, produksi minyak nasional ini bahkan di bawah produksi pada 1968 di mana produksi pada tahun ini baru sebesar 599.000 bph.

Produksi minyak RI pada 1968, berdasarkan data BP Statistical Review, tercatat mencapai 599.000 bph, sebelum mengalami kenaikan terus-menerus yang mencapai masa puncak produksi pada 1977 sebesar 1.685.000 bph, lalu puncak produksi ke-2 sebesar 1.669.000 bph pada 1991, hingga kemudian terus mengalami penurunan secara bertahap.

Adapun sebelum 1968, produksi minyak RI masih berada di level 400 ribuan barel per hari. Berikut datanya:
1965: 486.000 bph
1966: 474.000 bph
1967: 510.000 bph
1968: 599.000 bph
1969: 642.000 bph
1970: 854.000 bph.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak di Lapangan Tertua RI Ini Mahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular