
Perusahaan AS Kini Jadi Jawara Produsen Minyak RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi minyak harian di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Tengah, saat ini telah melonjak menjadi 180 ribu barel per hari (bph). Hal tersebut menyusul adanya tambahan produksi sebesar 30 ribu barel per hari dari proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC).
Dengan tambahan produksi ini, menjadikan blok minyak yang dikelola oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS), ExxonMobil Cepu Ltd, ini sebagai produsen minyak terbesar di Indonesia. Posisi ini menggeser posisi Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang mengelola Blok Rokan, Riau.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam laporannya kepada Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa peningkatan produksi minyak ini merupakan langkah nyata menuju target swasembada energi pada 2029-2030.
"Kami laporkan hari ini kita resmikan juga blok minyak yang ada di Cepu sebesar 30 ribu bph atas arahan Pak Presiden untuk urusan energi harus masuk swasembada target 2029-2030 harus 900-1 juta barel," ungkap Bahlil dalam acara peresmian tambahan produksi minyak Blok Cepu, Kamis (26/6/2025).
Bahlil membeberkan, proyek peningkatan produksi minyak di Blok Cepu ini rampung hanya dalam waktu 8 bulan, lebih cepat 10 bulan dari jadwal yang direncanakan. Menurut dia, hal ini sebagai capaian nyata awal dari masa kepemimpinan Presiden Prabowo.
"Kami sampaikan juga 30 ribu ini adalah penambahan Blok Cepu 150 ribu bph akan jadi nanti 180 bph. Kami sampaikan kerja kita semua KKKS Pertamina insya Allah target lifting 605 ribu bph bisa diwujudkan bersama," ujarnya.
Di sisi lain, saat ini PHR juga tengah berupaya menggenjot penambahan produksi minyak di Blok Rokan. Salah satu upayanya yaitu melalui proyek injeksi kimia pada pengurasan minyak tahap lanjut atau yang dikenal dengan Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Lapangan Minas Tahap-1 yang ditargetkan dapat dimulai pada Desember 2025.
Corporate Secretary PHR Regional 1 Sumatera Eviyanti Rofraida menjelaskan bahwa Lapangan Minas menjadi lapangan pertama di Indonesia yang menerapkan metode Chemical EOR (CEOR) pada skala komersial.
Adapun, proyek ini diharapkan dapat menambah produksi puncak hingga 2.800 barel per hari (bph). Namun bila dilakukan dalam skala besar, ditargetkan tambahan produksi minyak bisa mencapai 30-50 ribu bph pada 2028.
"Jadi potensial side up, peningkatan produksi dari proyek EOR yang akan diinjeksikan Desember 2025 Itu misalkan kan melalui proses dulu ya masih injek, terus ngangkat itu Kira-kira bisa menghasilkan ini setelah 6 bulan," ujar Eviyanti ditemui di Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Sementara itu, realisasi produksi terangkut (lifting) minyak Blok Rokan hingga Juni 2025 tercatat mencapai 155-160 ribu bph.
Eviyanti pun membeberkan bahwa secara umum, reservoir minyak di Blok Rokan memang lebih tua dibandingkan dengan Blok Cepu. Sehingga tidak bisa dibandingkan.
"Umur reservoir, Cepu itu jauh lebih muda daripada Minas, dia mungkin natural flownya dan lain-lain masih berjalan, secara cost mungkin masih lebih rendah karena masih muda," katanya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Hulu Rokan Targetkan Ngebor 5 Sumur Eksplorasi Tahun Ini
