
Stasiun Pengumpul PHR Topang Produksi di Lapangan Minyak Tua RI

Minas, CNBC Indonesia - Stasiun pengumpul minyak dan gas bumi (migas) 1 atau Gathering Station 1 (GS-1) Minas, Riau, berdiri kokoh sebagai pusat produksi migas di salah satu lapangan minyak tertua di Indonesia, yakni Lapangan Minas, Blok Rokan, Riau.
Lapangan Minas, Riau itu sendiri produksinya tidak lama setelah Indonesia merdeka. Semburan migas pertamanya pada tahun 1952.
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menjadi pengelola fasilitas aset negara tersebut. Sebelum diambil alih PHR pada Agustus 2021, GS-1 Minas dikelola Chevron Pacific Indonesia (CPI). Hingga kini, PHR memastikan operasi berjalan lancar dengan peningkatan efisiensi.
Kapasitas maksimal produksi minyak GS-1 Minas sejatinya mencapai 24.000 barel per hari (bph) dan gas sebesar 2.500 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sayangnya, produksi lapangan tua di Minas sudah mengalami penurunan produksi secara natural.
Upaya terus dilakukan oleh PHR untuk bisa tetap menahan laju penurunan produksi. Setidaknya penurunan yang diproyeksikan sebesar 11% per tahun bisa ditekan menjadi hanya 6% per tahun. Secara tidak langsung, saat ini GS-1 Minas hanya memproduksi 8.000 bph minyak dan 1.200 MMSCFD gas per hari.
Peran Penting GS-1 Minas
Stasiun pengumpul migas sendiri berfungsi mengumpulkan fluida yang terdiri dari campuran minyak, gas, dan air dari sumur-sumur aktif, lalu memisahkan komponennya untuk diproses atau dialirkan ke fasilitas lain.
PHR mencatat, stasiun pengumpul tersebut mengelola 1,2 juta barel fluida per hari dan menghasilkan migas untuk kebutuhan Tanah Air.
"Jadi gathering station itu dia terbagi-bagi, jadi ada gathering station 1, 2, 3, 4, 5, di Minas itu sama kaya 5 atau 6, jadi kita tadi di satu Rokan itu, kita ada 35 gathering station," kata General Manager Zona Rokan PHR Andre Wijarnako ditemui di PHR Journey Room, Riau, dikutip Kamis (25/9/2025).
Adapun, gas yang dihasilkan tersebut dipasok untuk kebutuhan Minas Gas Turbine (MGT) sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik.
Tahan Laju Penurunan Produksi Migas
Maklum, usia lapangan migas Minas sudah uzur, lapangan itu menghadapi penurunan produksi alamiah yang signifikan. Namun, PHR berhasil menekan laju penurunan dari 11% menjadi 6% per tahun melalui penerapan teknologi mutakhir.
Salah satu inisiatifnya yaitu melalui rencana Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Minas Stage-1 untuk meningkatkan produksi minyak di Blok Rokan.
GS-1 Minas mengelola 300 sumur aktif di Area 1 Minas, area tersebut salah satu dari enam area di lapangan Minas. Secara total, ada lebih dari 1.000 sumur di seluruh lapangan Minas.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak Belum Capai Target, PHR Lakukan Sederet Upaya Ini