
Pertamina Injeksi Kimia Sumur Tua, Produksi Minyak Bisa Nambah Segini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersiap melakukan injeksi kimia pada pengurasan minyak tahap lanjut atau yang dikenal dengan Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) pada sumur-sumur tua di Lapangan Minas, Blok Rokan, pada akhir tahun ini. Hal ini sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan produksi minyak.
Senior Petroleum Engineer Chemical PHR Agus Masduki mengatakan bahwa proyek ini diharapkan dapat menambah puncak produksi minyak di Lapangan Minas hingga 2.800 barel per hari (bph).
Namun bila dilakukan dalam skala besar, ditargetkan tambahan produksi minyak bisa mencapai 30-50 ribu bph pada 2028.
"Itu belum full scale. Kalau full scale itu targetnya 2028. Tambahan bisa 30 ribu sampai 50 ribu (bph). Itu Lapangan Minas saja," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Agus mengatakan, meskipun proyek CEOR Lapangan Minas Tahap-1 ini ditargetkan dapat dimulai pada Desember 2025., namun penambahan produksi minyak diperkirakan baru mulai terlihat sekitar Juni 2026 atau 6 bulan sejak injeksi kimia dilakukan.
Di tempat yang sama, Corporate Secretary PHR Regional 1 Sumatera Eviyanti Rofraida menjelaskan bahwa Lapangan Minas menjadi lapangan pertama di Indonesia yang menerapkan metode Chemical EOR (CEOR) pada skala komersial.
"Jadi potensial side up, peningkatan produksi dari proyek EOR yang akan diinjeksikan Desember 2025 Itu misalkan kan melalui proses dulu ya masih injek, terus ngangkat (minyak) itu kira-kira bisa menghasilkan ini setelah 6 bulan," ujar Eviyanti.
Sebelumnya, Direktur Utama PHR Ruby Mulyawan mengatakan, persetujuan keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) menunjukkan komitmen PHR terhadap pengembangan Lapangan minyak dengan teknologi CEOR. Oleh sebab itu, pihaknya siap memasuki tahap eksekusi proyek CEOR Minas untuk peningkatan produksi minyak.
"Persetujuan ini diperlukan bagi proyek Minas CEOR Stage-1 Area-A agar dapat memasuki tahap eksekusi proyek di mana akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti pemboran sumur, workover (perbaikan sumur) dan konversi sumur eksisting, injeksi bahan kimia, reaktivasi dan pengoperasian kembali fasilitas yang ada," kata Ruby, dalam keterangan tertulis, Senin (8/7/2024).
Sementara, EVP Upstream Business PHR WK Rokan Andre Wijanarko mengatakan bahwa proyek CEOR Stage-1 Area-A merupakan implementasi dari teknologi tertiary recovery, yakni dengan cara penginjeksian Alkali Surfactant Polymer (ASP) pada 3 pattern Area-A Lapangan Minas guna meningkatkan produksi Blok Rokan.
CEOR sendiri merupakan upaya peningkatan produksi hidrokarbon dari reservoir minyak atau menguras minyak untuk diproduksi dengan cara menginjeksikan material atau fluida khusus berbahan kimia.
Andre menyebut, setelah persetujuan FID ini dan dilakukannya pengeboran maupun workover sumur, rencananya injeksi pertama akan dilakukan pada Desember 2025.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak Belum Capai Target, PHR Lakukan Sederet Upaya Ini
