Era Kejayaan Produksi Minyak Raksasa AS di RI Sudah Lewat!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
07 November 2023 14:55
Blok Cepu, (Detikcom)
Foto: Blok Cepu, (Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengakui mayoritas lapangan migas RI yang sudah tua telah berdampak pada penurunan produksi. Bahkan kondisi ini juga terjadi pada blok migas kategori usia muda yakni Blok Cepu.

Sugeng pun mencatat, pada 2021 lalu produksi Blok Cepu sempat mencapai puncaknya di level 230 ribu barel per hari (bph). Namun saat ini kondisinya telah mengalami penurunan.

"Puncaknya 230 ribu bph tetapi sekarang turun. Nah memang karena tiadanya eksplorasi yang signifikan tidak ditemukannya sumber-sumber baru maka sekarang itu Indonesia di hulu backbone kita tinggal dua blok yakni Rokan dan Cepu," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2023).

Sementara itu, Sugeng pun bersyukur, setelah diambil alih oleh Pertamina, produksi di Blok Rokan masih tetap stabil dan berada di level 164 ribu bph. Sementara untuk Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) produksinya saat ini berada di level 160 ribu bph.

"Dua blok inilah yang menjadi tulang punggung dari lifting minyak kita dalam asumsi makro kita di APBN tahun 2023 yang sedang berjalan ini. Kita targetkan lifting minyak kita di 660 ribu bph tetapi sebagaimana juga lifting laporan lifting hampir setiap minggunya memang sulit dicapai," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) tengah berupaya keras menggenjot peningkatan produksi minyak di Blok Cepu untuk merebut gelar juara sebagai produsen minyak terbesar di Indonesia. Terutama setelah produksinya disalip oleh Blok Rokan.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan keinginan EMCL tersebut diketahui saat pertemuannya bersama Presiden ExxonMobil Cepu Limited, Carole Gall beberapa waktu lalu. Dalam momen itu, Carole menyampaikan pihaknya tidak ingin menjadi nomor dua sebagai produsen minyak terbesar di Indonesia.

"Saat pertama kali bertemu Bu Carole yang membuat saya terkesan adalah, bahwa dia mengatakan saya tidak ingin menjadi nomor dua. Itulah kesan saya," ujar Dwi dalam acara penandatanganan kontrak pengadaan Rig pengeboran Banyu Urip Infill Clastic antara ExxonMobil Cepu Ltd. dengan PDSI, Kamis (10/8/2023).

Mulai dari saat itu lah, Dwi tidak pernah menanyakan lagi sesuatu mengenai Lapangan Banyu Urip kepada Carole. Mengingat, dia mempunyai ketekunan untuk mengejar ketertinggalan.

Meski demikian, Dwi mengaku pihaknya selalu rutin mengirimkan kinerja produksi Blok Rokan yang saat ini berada di tangga teratas produsen minyak terbesar di Indonesia. Pasalnya, kedua blok jumbo ini saling mengejar ketertinggalan satu sama lain.

"Jadi hari ini, kita dalam acara yang bagus untuk melihat masa depan dan mudah-mudahan dengan lima sumur infill dan dua sumur clastic, seperti laporan tadi, bu carole menyebutkan tentang potensi peningkatan produksi di Banyu Urip," kata Dwi.

Dwi mengatakan produksi Blok Cepu saat ini berada di level 157 ribu barel per hari (BPH). Adapun dengan adanya rencana kegiatan pengeboran tujuh sumur di Lapangan Banyu Urip yang akan dimulai tahun depan diharapkan ada peningkatan produksi sebesar 18 ribu barel per hari (BPH).

"Kami berharap dapat tambahan 18 ribu barel seperti yang kami perkirakan pada tambahan produksi di infill ini dan clastic. Kami berharap itu terjadi lagi seperti Banyu Urip awal cadangannya 450 juta barel, tapi ternyata sampai sekarang EMCL mendapat 900 juta barel, dua kali lipat dari perencanaan semula," tambahnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masa Jaya Usai, Produksi Minyak Blok Cepu Anjlok!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular