Anjlok, Pemerintah Dinilai Gak Serius Eksplorasi Minyak Baru

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
07 November 2023 14:05
Operasional Drilling Jimbaran Tiung Biru Selesaikan Pengeboran (dok. PT Pertamina EP Cepu (PEPC))
Foto: Operasional Drilling Jimbaran Tiung Biru Selesaikan Pengeboran (dok. PT Pertamina EP Cepu (PEPC))

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dinilai kurang serius dalam menyikapi penurunan produksi minyak yang saat ini terus berlanjut. Hal tersebut terlihat dari eksplorasi migas di Indonesia yang belum mendapatkan perhatian khusus.

Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai masih ada kesempatan bagi pemerintah untuk menaikkan produksi minyak nasional. Beberapa diantaranya yakni dengan menggalakkan kegiatan eksplorasi dan menerapkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Namun, pemerintah dalam hal ini masih belum mempersiapkan roadmap atau peta jalan yang baik terkait dengan kegiatan eksplorasi dan penerapan EOR.

Padahal melalui penerapan EOR bisa memberikan tambahan produksi sekitar 200-300 ribu barel per hari untuk lima tahun ke depan. Sementara, melalui kegiatan eksplorasi secara masif, RI berpotensi menemukan lapangan baru yang signifikan.

"Kita bisa menemukan lapangan yang baru menghasilkan rencana pengembangan alias PoD, bisa menghasilkan produksi, bisa menambah signifikan. Kelihatannya eksplorasi belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah," kata Hadi dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2023).

Menurut Hadi penurunan produksi terjadi lantaran lapangan-lapangan migas di Indonesia saat ini sudah cukup berumur. Adapun dari semua lapangan minyak yang ada, sekitar 60-70% merupakan lapangan yang sudah uzur.

Oleh sebab itu, Hadi menilai masih ada kesempatan bagi pemerintah untuk menaikkan produksi minyak nasional. Beberapa diantaranya yakni dengan menggalakkan kegiatan eksplorasi dan menerapkan teknologi EOR.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semua Kompak! Ini Biang Kerok Turunnya Produksi Minyak RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular