Plt. Mentan Ogah Tambahan Impor Dituding Turunkan Harga Beras
Karawang, CNBC Indonesia - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi membantah harga beras turun karena ada rencana tambahan impor beras tahun ini sebesar 1,5 juta ton oleh pemerintah.
Menurut Arief, mulai turunnya harga beras itu karena sudah masifnya penyaluran beras melalui operasi pasar yang dilakukan Bulog ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
"Nggak, itu artinya stok Bulog sudah masif ke PIBC. Kemudian bantuan pangan 640 ribu ton sudah 120%, sudah 120% loh dipenuhi, coming very soon 600 ribu ton lagi dari 1,5 juta penugasan Pak Presiden," kata Arief saat ditemui usai kegiatan peninjauan pupuk di Karawang Jawa Barat, Kamis (12/10/2023).
Arief mengatakan, penugasan membanjiri pasar dengan beras SPHP merupakan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk menstabilkan kembali harga beras di pasaran yang sempat melonjak tinggi.
"Pak Presiden mintanya dibanjiri. Tadi malam juga saya sampaikan bahwa modern market harus dapat, tradisional market juga harus dapat, D1 dipenuhix D2-nya cukup pakai KTP. Yuk kita banjirin semua," ujarnya.
Lebih lanjut Arief mengatakan, upaya membanjiri pasar dengan beras impor dilakukan sembari menunggu Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi melakukan produksi dengan masif pada musim tanam satu (MT I).
"Sambil Pak Dirjen Tanaman Pangan produksi yang banyak. Nanti akan ketemu dimana kita akan bisa menstabilkan harga beras di hilir, tapi tetap memberikan kesejahteraan kepada para petani. Itu nanti akan ketemu," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Food Station, Pamrihadi Wiryaryo menyebut operasi pasar melalui beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dilakukan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) telah berhasil menurunkan harga beras di tingkat distributor hingga 11%.
Pamrihadi menjelaskan, operasi pasar dengan beras SPHP Bulog dimulai pada 12-13 September 2023 lalu dengan stok masih di 25 ribu ton. Namun setelah dilakukan operasi pasar, pada 14 September 2023 harga beras terpantau masih berada di angka Rp12.600 per kg.
Seiring dengan meningkatnya stok beras SPHP dari Bulog, hingga saat ini pasokan beras di PIBC sudah ada di 31 ribu ton, katanya, harga beras ikut mengalami penurunan hingga 11%.
"Saat ini sudah di 31 ribu ton, seiring dengan penambahan stok itu harga beras menurun 11%, dari Rp12.600 (per kg) menjadi Rp11.185 (per kg) di hari ini," jelas Pamrihadi saat ditemui awak media di kawasan PIBC hari ini, Rabu (4/10/2023).
Sementara itu, Panel Harga Pangan Badan Pangan mencatat harga rata-rata nasional beras medium pada periode 5-10 Oktober 2023 sebesar Rp 13.216 per kg, mengalami penurunan 0,18% dibandingkan rata-rata pekan sebelumnya sebesar Rp 13.240 per kg.
Adapun harga tertinggi berada di Papua Rp 15.975 per kg dan terendah berada di Kalimantan Selatan Rp 12.079 per kg. Sementara penurunan terbesar harga beras medium ada di zona I Rp 12.906 per kg, angka ini turun 2,98% dibanding hari sebelumnya dan turun 2,61% dibanding pekan sebelumnya.
Sementara untuk beras premium Rp 14.983 per kg, turun 4,68% dibanding hari sebelumnya dan turun 4,25% dibandingkan bulan sebelumnya.
(dce)