Takut Negara Chaos, Alasan Impor Beras Ditambah, kok bisa?

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
10 October 2023 13:13
Plt Mentan Arief Prasetyo Adi soal impor beras. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi menyebut Pemilu 2024 menjadi salah satu alasan pemerintah menambah kuota impor beras 1,5 juta ton hingga akhir tahun ini. Menurut Arief, kuota yang sudah diberikan sebelumnya sebanyak 2 juta ton dianggap belum cukup sehingga harus ditambah.

Arief mengatakan, keputusan penambahan impor beras sebanyak 1,5 juta ton itu tidak terburu-buru dan memang harus mulai disiapkan dari sekarang agar tidak terjadi kekacauan di dalam negeri.

"Nggak lah, apa yang terburu-buru, justru harus disiapin. Ikhlas nggak kalau kondisi negaranya chaos? Mau Pemilu 14 Februari 2024, mau Lebaran 9 April, (sedangkan) stok Bulog di bawah 1 juta ton, berani nggak? Kalau jadi Presiden berani nggak ambil risiko? Ya udah, kita mesti berpikirnya holistik, yang besar," kata Arief saat ditemui di Gedung E Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Selasa (10/10/2023).

"Kan sudah lihat neracanya kan, kalau di akhir tahun Oktober, November, Desember itu kan semuanya dibawah 2 juta ton, (sekitar) 1,6 (juta ton) atau 1,1 (juta ton), ditambah El Nino," lanjutnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu menyampaikan alasan dilakukannya penambahan importasi beras, yaitu untuk mengisi ulang stok beras yang ada di Bulog. Hal ini menyusul adanya program-program pemerintah seperti program bantuan pangan dan beras SPHP.

"Kalau kebutuhan sebulannya itu 2,5 juta ton, walaupun ada carry over dari tahun lalu 4 juta ton, tapi kan stoknya di masyarakat. Kan Bulog mesti men-top up stoknya, ada program bantuan pangan, SPHP. Kita sepakat bahwa Bulog itu harus punya stok level di atas 1 juta," jelasnya.

Apabila stok level beras pemerintah berada di bawah 1 juta ton, lanjutnya, kemudian panen dari produksi dalam negeri hanya sekitar 1,1 juta ton sampai dengan 1,6 juta ton, maka akan terjadi perebutan gabah di tingkat petani.

"Karena rebutan gabah di tingkat petani, maka harganya pasti akan naik. Katanya tidak mau harga tinggi, tapi harga petaninya juga gak boleh turun, produksinya kurang, jadi harus ngapain? Impor," terang Arief.

Lebih lanjut, Arief menyebut stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,7 juta ton, terdiri dari beras impor dan pengadaan dari dalam negeri.

"Stok Bulog 1,7 juta ton. (Importasi 2 juta ton) terakhir selesai November," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan di Balik Tambah Impor Beras 1,5 Juta Ton Terungkap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular