Siap-siap, Makan di Warteg Bakal Makin Mahal & Porsi Mini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 22/09/2023 17:25 WIB
Foto: Ilustrasi warteg. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha Warteg mengeluh harga beras yang terus mengalami kenaikan. Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyebut kenaikan harga beras telah membuat repot para pelaku usaha warteg dalam mengatur harga menu, sehingga menjadi dilematis dalam menaikkan harga atau mengurangi porsi.

"Oh iya jelas kami mengeluh (soal kenaikan harga beras). Pertama, dengan naiknya harga kita dibuat repot untuk mengatur harga menu, apakah dinaikkan atau tidak. Ini ada beberapa alternatif, mengurangi atau menaikkan harga, macam-macam lah," kata Mukroni kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/9/2023).

Mukroni mengakui keuntungan yang diperolehnya tergerus akibat adanya kenaikan pada harga beras.


Selain itu, Mukroni juga menyampaikan, dengan naiknya harga beras ternyata mengakibatkan banyak beras dioplos oleh pemasok, sehingga kualitas beras yang biasanya dipakai oleh pengusaha warteg adalah jenis medium 2 atau medium 3, semenjak mahal kualitas beras diturunkan menjadi di bawah beras medium.

"Banyak beras-beras yang dioplos sama pemasok karena mereka ingin harganya tidak naik, tapi kualitasnya diturunkan, dengan dioplos antara barang bagus dengan barang yang biasa. Ini juga merugikan kita," terang dia.

"Beras yang sekarang banyak di warteg itu kualitasnya di bawah medium. Biasanya dulu sebelum beras naik itu kita pakai beras medium 2 atau medium 3, itu saja broken nya sudah banyak, tapi sekarang kita pakai yang di bawah medium," imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, kenaikan harga beras juga telah mengerek harga lauk lainnya.

"Karena beras itu kan vital, nggak bisa diganti. Kalau ayam kan kita bisa ganti pakai telur, kalau beras kan nggak," tuturnya.

Meski demikian, Mukroni mengatakan pihaknya masih belum ada rencana untuk menaikkan harga di warteg, mengingat kondisi perekonomian yang masih belum pulih sehingga menjadi belum memungkinkan untuk pengusaha warteg menaikkan harga.

"Belum naik. Dengan kondisi ekonomi yang belum pulih, kita nggak mungkin menaikkan harga, ya paling mengurangi porsi. Tetapi ya kalau kenaikannya terus menerus ya mau tidak mau mungkin akan dinaikkan," ujarnya.

Mukroni tak menampik pihaknya tengah berencana menyiasati pengurangan porsi makan dengan mengganti piring menjadi lebih kecil, agar porsi nasi tetap terlihat banyak.

"Oh iya, iya benar (rencana ganti piring lebih kecil). Itu adalah salah satu strategi kita. Betul," tuturnya.

Lebih lanjut, Mukroni mengatakan pihaknya telah menyusun 9 rencana dalam menyiasati kenaikan harga beras, yaitu:

1. Menyesuaikan Harga Menu

Warteg mungkin perlu menyesuaikan harga menu mereka untuk mencerminkan kenaikan harga beras. Ini bisa berarti menaikkan harga makanan yang menggunakan beras sebagai bahan utama.

2. Mengurangi Porsi atau Bahan

Untuk tetap menjaga daya saing harga, warteg mungkin akan mengurangi porsi atau jumlah bahan beras yang digunakan dalam hidangan mereka.

3. Mencari Alternatif

Warteg juga bisa mencari alternatif sumber karbohidrat seperti kentang, singkong, atau jagung untuk mengurangi ketergantungan pada beras.

4. Berkomunikasi dengan Pelanggan

Pihak pengusaha warteg mungkin juga perlu berkomunikasi dengan pelanggan tentang perubahan harga dan pilihan menu yang tersedia.

5. Mencari Sumber Beras yang Lebih Terjangkau

Beberapa warteg bisa mencari sumber beras yang lebih terjangkau atau berkolaborasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga yang lebih baik.

6. Penggunaan Beras Secara Efisien

Memastikan penggunaan beras yang lebih efisien dalam setiap hidangan bisa membantu mengurangi dampak kenaikan harga. Misalnya, mengukur porsi beras dengan lebih teliti dan meminimalkan pemborosan.

7. Berinovasi dalam Menu

Mencoba menu-menu baru yang lebih ekonomis dengan bahan-bahan yang lebih terjangkau atau menciptakan hidangan khusus dengan bahan pengganti beras bisa menjadi solusi kreatif.

8. Berkolaborasi dengan Pemasok Lokal

Membangun hubungan yang baik dengan pemasok lokal bisa membantu mendapatkan beras dengan harga yang lebih baik atau bahkan mencari alternatif sumber bahan makanan yang lebih terjangkau.

9. Monitoring dan Penyesuaian Terus-Menerus

Warteg perlu terus memantau harga beras dan beradaptasi dengan perubahan pasar yang mungkin terjadi. Ini memungkinkan mereka untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai keadaan.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Beras di Jepang 'Meroket', Memicu Inflasi Inti