
PLN Setop PLTU Suralaya 1-4, Tapi Kok Polusi Masih Tinggi?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) telah menghentikan operasi 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dengan kapasitas 1.600 megawatt (MW).
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Anak Usaha PLN) Edwin Nugraha Putra, mengatakan operasional PLTU Suralaya telah memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Pihaknya bahkan melakukan pengurangan operasional PLTU saat awal disebut sebagai kontributor polusi Jakarta.
"Sejak 28 Agustus, PLN mengurangi operasional PLTU Suralaya sebanyak 4 unit atau sebesar 1.600 Megawatt (MW) tapi kita ketahui polusi di Jakarta justru semakin tinggi," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (2/9/2023).
Edwin menjelaskan, PLTU Suralaya telah dilengkapi dengan teknologi Electrostatic Precipitator (ESP) yang akan menyaring debu sisa pembakaran sampai ukuran terkecil di bawah 2 micrometer dan Flue Gas Desulphurization (FGD) untuk mengendalikan polutan NOx dan SOx.
"Di sisi pengawasan emisi, PLTU Suralaya telah dilengkapi dengan Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memastikan emisi gas buang dari operasional tetap di bawah ambang batas yang ditentukan. Di sini bisa dilihat, PLN menerapkan sistem digital untuk mengelola seluruh pembangkit kami. Monitoring sistem pembangkit membuat operasional semakin efektif dan efisien," ujar Edwin.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung bahwa pihaknya mematikan PLTU Suralaya 1, 2, 3 dan 4. Hal itu sebagai salah satu upaya mengatasi polusi udara di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya.
Mengacu data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pembangkit berbahan bakar batu bara atau PLTU ini menjadi salah satu penyumbang terbesar terjadinya polusi udara di Jakarta dan sekitarnya, tepatnya mencapai 31% setelah sektor transportasi yang berkontribusi sebesar 44%.
"Okelah, PLTU ini disalahkan. Kita matikan Suralaya 1, 2, 3, 4, tetapi apa? Data terakhir tidak mengurangi polusi ternyata, tapi tetap kita matikan, karena ini komitmen sama-sama kita menjaga polusi, polusi ini musuh kita bersama, karena ini kesehatan kita sehari-hari yang tinggal di Jakarta," terang Menteri Erick Thohir di usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Polusi, Diam-diam PLTU Suralaya 1-4 Sudah Dimatikan?
