
Pak Luhut, Polusi Jakarta Hari Ini Memburuk! Luar Jawa Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Berdasarkan data IQAir pada pagi hari ini Sabtu (2/9/2023) pukul 06.19 WIB kualitas udara di Jakarta masih berada di status tidak sehat dengan indeks kualitas udara AQI US 169 dan polutan utama PM2.5. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 18,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan AQI US hari sebelumnya dimana AQI US berada di angka 153.
Kota Jakarta masih menempati urutan teratas dalam daftar kota utama dunia dengan kualitas udara terburuk.
Dalam rangking kota AQI langsung dari beberapa kota di Indonesia, hari ini pukul 06.10 WIB, lagi-lagi kota Karawang, Jawa Barat masuk dalam rangking pertama dari 10 rangking kota paling berpolusi di Indonesia.
Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendominasi daftar dengan menempatkan tiga kota, termasuk Karawang, Depok, dan Pasar Kemis.
Kota-kota di luar Jawa juga sudah mulai masuk ke daftar seperti Terenteng (Kalimantan Barat) dan Palembang (Sumatera Selatan).
Berikut rangking kota paling berpolusi di Indonesia:
Kota Karawang merupakan kota industri terbesar di Indonesia. Kota Karawang termasuk kota yang besar yakni dengan luas sekitar 1.737,30 km.
Berdasarkan data yang dihimpun Fakta Jabar dari Disnakertrans Karawang, hingga tahun 2018 Karawang telah memiliki luas lahan sekitar 13.756.358 hektar yang telah berubah menjadi kawasan industri.
Ada beberapa kawasan Industri yang terkenal dan populer saat ini yaitu Kawasan Industri Indotaisei, Kawasan Industri Kujang, Kawasan Industri Mandala Putra, Kawasan Industri KIIC, Kawasan Industri KIM, Kawasan KIJE karawang barat, dan juga Kawasan Industri Suryacipta.
Dari beberapa kawasan industri yang ada di Karawang. Terdapat sekitar 1.762 pabrik yang terdiri dari Pabrik swasta, PMA, PMDN dan Joint Venture. Rinciannya, pabrik swasta sebanyak 787, PMDN sebanyak 269, PMA sebanyak 638, dan Joint venture tercatat sebanyak 58 pabrik.
Banyaknya pabrik yang ada di Karawang mendorong tingkat polusi udara di wilayah tersebut karena aktivitas industri.
Adapun, Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) mengatakan, pengurangan perjalanan dan mengemudi secara lokal tidak menyelesaikan masalah polusi udara di Jakarta.
Tingkat polusi sangat berkorelasi dengan model semburan emisi buang berbagai PLTU batu bara yang mencapai Jakarta. Hal ini secara jelas menunjukkan kontribusi sektor ketenagalistrikan serta sumber-sumber lintas batas secara umum.
CREA telah mengidentifikasi selusin pembangkit listrik tenaga batubara di sekitar Jakarta, yang berlokasi di Banten dan Jawa Barat.
Polusi Tak Bisa Diselesaikan Satu Tahun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan penanganan polusi di Jakarta salah satunya penutupan PLTU yang menggunakan batubara di sektor industri. Sebagai gantinya PT PLN (Persero) akan mengaliri listriknya dengan harga yang lebih murah.
Luhut ditunjuk sebagai pejabat yang memimpin penanganan polusi udara Jakarta.
"Kemudian industri sekarang diidentifikasi dan punya pakai listrik batu bara kita identifikasi dan bisa kita tutup. dan diganti dengan PLN. dia masih ada excesses (kelebihan) 4 Giga Watt, excess capacity," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (1/9/2023).
Luhut menjelaskan blak-blakan masalah polusi udara tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Karena dibutuhkan kerja yang terintegrasi antara banyak pihak.
"Kami semua kerjakan sekarang begitu terintegrasi dan imbauan kita tak perlu saling salah-salahkan, karena ini nggak akan selesai dalam sebulan dua bulan. It takes 3 months atau bahkan 1 tahun baru bisa diselesaikan," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (1/9/2023).
Sri Mulyani dan Jokowi Jadi Korban Polusi
Polusi udara yang menyerang wilayah Jakarta pun sudah memakan korban pejabat mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (31/8/2023). Suara Sri Mulyani serak, dan mengaku terkena infeksi saluran pernafasan atau ISPA.
Pada 16 Agustus lalu, Presiden Jokowi terdengar mengalami batuk saat berpidato dalam acara Penyampaian RUU APBN 2024 dan Nota Keuangan, di Kompleks Parlemen Senayan. Pada saat itu, Presiden Jokowi sendiri diketahui sudah empat minggu menderita batuk karena cuaca buruk.
Jokowi juga kembali terlihat mengenakan masker saat melakukan tinjauan lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Sebelumnya usai keputusan mengakhiri pandemi Covid - 19, jarang Jokowi mengenakan masker ketika melakukan kegiatan di luar Istana.
Saat memasuki Media Center KTT ASEAN di Hall B JCC terpantau Jokowi mengenakan masker berwarna coklat. Begitu juga saat mengobrol dengan beberapa Menteri yang mendampingi seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
(mae/mae)