
AS Tuding China Tak Ramah Investasi Asing, Beijing Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - China buka suara terkait pernyataan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Gina Marie Raimondo soal praktik bisnis di Negeri Tirai Bambu. Pernyataannya menyoroti tren investor global yang berpaling dari aset-aset di China.
Menanggapi komentar Raimondo, juru bicara Kedutaan Besar (Kedubes) China di AS, Liu Pengyu, mengatakan sebagian besar dari 70.000 perusahaan AS yang melakukan bisnis di China ingin tetap tinggal.
Ia juga mengatakan bahwa hampir 90% perusahaan AS di China menghasilkan keuntungan, dan menyebut bahwa Beijing sedang bekerja untuk lebih memudahkan akses pasar bagi perusahaan asing.
"China secara aktif memajukan keterbukaan tingkat tinggi dan melakukan upaya untuk menyediakan lingkungan bisnis kelas dunia yang berorientasi pasar dan diatur oleh kerangka hukum yang kuat," katanya, seperti dikutip Reuters, Rabu (20/8/2023).
"China hanya akan membuka pintunya lebih luas lagi terhadap dunia luar," tambahnya.
Dalam kunjungan kerja ke China, Mendag AS Raimondo sebelumnya telah menyoroti beberapa hal. Ia mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika mengatakan kepadanya bahwa perusahaan tersebut tidak dapat diinvestasikan" di China.
Raimondo bersikukuh bahwa AS tidak ingin memisahkan diri dari China, namun komentarnya mengenai kesulitan yang dihadapi dunia usaha di AS telah menyoroti arus perdagangan dan investasi di antara kedua negara tersebut.
"Perusahaan-perusahaan Amerika di China menghadapi tantangan-tantangan baru, di antaranya adalah denda selangit tanpa penjelasan apa pun, revisi terhadap undang-undang kontra-spionase, yang tidak jelas dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh komunitas AS; penggerebekan terhadap bisnis, sebuah tantangan yang benar-benar baru dan kita memerlukannya untuk menghadapinya," jelas Raimondo.
Sebagai informasi, investor global telah keluar dari aset-aset China akhir-akhir ini. Mereka dihantui oleh tindakan keras otoritas China yang tidak dapat diprediksi terhadap sektor-sektor mulai dari e-commerce hingga pendidikan dalam beberapa tahun terakhir.
Penjualan bersih asing sebesar 82,9 miliar yuan pada saham China bulan ini merupakan rekor arus keluar. Investasi korporasi juga semakin berkurang, dengan penanaman modal asing langsung (FDI) pada titik terendah sejak pencatatan dimulai 25 tahun yang lalu.
Raimondo berada di Shanghai pada Rabu untuk hari terakhir pertemuan sebelum kembali ke Amerika Serikat. Saat di sana, Raimondo melakukan pertemuan dengan para pejabat Tiongkok yang membahas kekhawatiran bisnis AS, termasuk mengangkat perlakuan terhadap Micron.
Dia juga akan mengunjungi kampus Shanghai Universitas New York serta Shanghai Disneyland pada hari Rabu, perusahaan patungan Walt Disney dan Shendi Group milik negara China dan mengadakan konferensi pers di fasilitas Boeing Shanghai.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Dukungan Perang, Ini Bukti Nyata Kemesraan China-Rusia
