
Bos Bulog Ungkap Tak Ada Rencana Tambah Impor Beras, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, tidak ada penambahan kuota impor beras sampai saat ini. Dia mengatakan, penentuan impor atau tidak akan mengutamakan faktor kebutuhan di dalam negeri.
Menurut Buwas, hingga saat ini, proses pemasukan beras impor masih terus berlangsung.
"Nggak, nggak ada impor tambahan. Kan kita dulu dapat kuota 2 juta ton, tidak ada tambahan lagi," kata Buwas saat ditemui di komplek DPR, Rabu (16/8/2023).
"Nggak, nggak ada tambahan. Jadi impor kita sudah ditentukan kuotanya 2 juta. Itu kalau dalam hitungan itu sudah cukup. Hanya sekarang kita kan harus menjaga dari produksi dalam negeri, petani ya," terangnya.
Seperti diketahui, pemerintah menugaskan Bulog mengimpor beras tahun ini dengan kuota sebanyak 2 juta ton. Yang diharapkan bisa menopang stok pemerintah sehingga di akhir tahun akan tersedia cadangan sebanyak 1,2 juta ton. Di sisi lain, saat ini gonjang-ganjing harga dan pasokan beras tengah melanda berbagai negara di dunia. Menyusul kekhawatiran atas El Nino yang diprediksi bisa mengganggu produksi pangan, termasuk beras.
Buwas juga menegaskan, penjajakan kerja sama antara Indonesia dengan India, untuk jaminan penyediaan 1 juta ton beras, bukan dalam rangka menambah kuota impor tahun ini.
"Itu kan India. Ya, itu kan MoU dari Menteri Perdagangan dengan Kementerian India, belum ada penugasan ke kita," katanya.
"Belum. Nggak ada," jawabnya saat ditanya mengenai kepastian dan rencana pemerintah terkait MoU dengan India tersebut.
Di sisi lain, dengan adanya kekhawatiran efek El Nino terhadap produksi beras di dalam negeri, Buwas mengatakan, sampai saat ini ekspetasi pemerintah adalah impor dan produksi dalam negeri mencukupi kebutuhan nasional.
Meski, imbuh dia, ada prediksi produksi eprtanian bisa turun 5% akibat efek El Nino. Namun, pasokan beras yang ada diyakini mencukupi.
"Nah itu harus kita jaga maka kita impornya melihat daripada kebutuhan. Jangan sampai kita nggak butuh impor tapi kita harus impor. Tapi kalau kita butuh impor ya kita impor, jadi sesuai dengan kebutuhan," kata Buwas.
"Kita lakukan koordinasi upaya artinya kan kita juga sedang menghadapi panen gadu di dalam negeri. Jadi kita tetap utamakan yang di produk dalam negeri. Sekarang karena prediksi juga karena panennya mencukupi, nah kita lihat saja nanti perkembangannya," imbuh dia.
Sebelumnya, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari mengungkapkan, posisi CBP di gudang Bulog sejak Januari sampai 11 Agustus 2023 tercatat sebanyak 780.313 ton. Di mana, 692.571 ton diantaranya hasil pengadaan selama semester I tahun 2023, dan 87.743 ton lainnya sejak semester II tahun 2023.
"Importasi tetap kita lakukan. Saat ini kami untuk ke tahap ini mendapatkan kontrak dengan Thailand dan Vietnam. Sudah realisasi bongkar tahap 1, 2 dan 3 sejumlah sekitar 730 ribu ton," kata Epi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang ditayangkan Youtube Kemendagri RI, Senin (14/8/2023).
Berikut rincian pengadaan beras impor oleh Bulog per 11 Agustus 2023:
- realisasi bongkar
tahap I: 502.798 ton
tahap II: 216.860 ton
tahap III: 15.930 ton
- sedang bongkar
tahap II: 68.390 ton
tahap III: 29.600 ton
- dalam perjalanan
tahap II: 13.138 ton
tahap III: 29.943 ton
- proses muat
tahap II: 6.350 ton
tahap III: 115.300 ton
- proses packing
tahap III: 62.025 ton.
Sementara itu, terkait penutupan keran ekspor oleh India, Buwas mengatakan, hal itu tak berpengaruh bagi Indonesia.
"Oh iya. Itu nggak berpengaruh ke Indonesia, kalau untuk kita nggak. Karena kita produksi kok jadi nggak terlalu ngaruh," pungkas Buwas.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buwas Blak-blakan, Bulog Punya Utang Rp7 T