Ternyata Ini Alasan Pemerintah Cuek Ada Petaka Beras India

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
16 August 2023 16:35
Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat ditemui di Gedung MPR/DPR Jakarta. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat ditemui di Gedung MPR/DPR Jakarta. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, larangan ekspor beras oleh India tak berpengaruh besar bagi Indonesia. Benarkah demikian?

Seperti diketahui, pemerintah menugaskan Bulog mengimpor beras dengan kuota sebesar 2 juta ton tahun ini. Di mana, per 11 Agustus 2023, sebanyak 730-an ribu ton diantaranya sudah realisasi bongkar dan masuk RI. Yang terbagi dalam 3 tahap importasi.

Sementara, India tercatat sebagai salah satu pemasok beras ke pasar global. Menurut International Food Policy Research Institute (IFPRI), pada tahun 2022/2023, India memasok 40% beras ke pasar global. Karena itu, setiap aksi India diakui akan memicu efek domino.

Sejumlah negara bahkan dilaporkan 'kalang-kabut' sejak India pada 20 Juli 2023 lalu mengumumkan menutup keran ekspor beras non-basmati. Seperti Filipina, Singapura, AS, dan Kanada.

Lalu apa alasan Buwas sebut langkah India itu tak berpengaruh bagi RI? Belum lagi, pemerintah disebut-sebut tengah menjajaki MoU jaminan pengadaan beras 1 juta ton dari India.

"Oh iya. Itu (larangan ekspor beras oleh India) nggak berpengaruh ke Indonesia. Kalau untuk kita nggak. Karena kita produksi kok, jadi nggak terlalu ngaruh," kata Buwas saat ditemui di komplek DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

"Kita nggak tergantung harus dari suatu negara. Yang penting berasnya bagus, harganya bagus, kualitasnya bagus, terus taste-nya sama dengan taste di Indonesia. Kalau di India itu kan taste-nya pera, jadi tidak dominan Indonesia. Maka kita ambil bisa dari Thailand, Vietnam, Myanmar. Sekarang juga ada Laos ada juga Kamboja, Pakistan. Jadi nggak ada masalah," terangnya.

Dia pun menambahkan, proses pemasukan impor yang ditugaskan pemerintah sampai saat ini masih berjalan. Dan, belum ada perintah penambahan kuota baru untuk impor beras.

Begitu juga dengan rencana MoU dengan India, Buwas mengaku sampai saat ini belum ada rencana atau penugasan pemerintah terkait hal tersebut.

"Iya itu (beras impor) sudah berdatangan sekarang. Tapi kan disebar di seluruh Indonesia gitu, jadi nggak kelihatan. Kita kan nggak kelihatan ditumpuk di satu tempat, tapi langsung ke wilayah-wilayah yang defisit," jelasnya.

"Oh belum (MoU pengadaan 1 juta ton dari India), belum. Nggak ada (pembahasan pemerintah dalam rapat terbatas)," ujar Buwas.

Impor Beras Non-Basmati

Sementara itu, mengacu data resmi asosiasi eksportir beras India, The All India Rice Exporters Association (AIREA), ekspor beras non-basmati oleh India pada bulan Juni 2023 tercatat sebanyak 1.211.447 ton. Anjlok dari Juni 2022 yang tercatat sebanyak 1.669.010 ton.

Pada bulan Mei 2023 ekspor beras non-basmati India tercatat sebanyak 1.426.691 ton.

Dari total tersebut, ekspor ke Indonesia pada bulan Juni 2023 tercatat sebanyak 8.500 ton, anjlok dibandingkan Juni 2022 yang mencapai 34.151 ton.

Total ekspor non-basmati India selam 3 tahun terakhir mengalami lonjakan signifikan.

Tercatat, ekspor pada periode tahun 2020-2021 sebanyak 42.963 atau setara US$12 juta. Lalu pada tahun 2021-2022 melonjak jadi 210.793 ton sekitar US$60 juta, dan pada periode tahun 2022-2023 berjalan tercatat sudah mencapai 197.113 ton atau sekitar US$65 juta.

Trade Balance

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi optimistis, langkah India itu tak akan pengaruhi stabilitas pangan Indonesia. Sebab, kata dia, pemerintah telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras.

Menurutnya, pemerintah telah menugaskan Bulog mengisi stok cadangan beras pemerintah (CBP) lewat impor dengan kuota 2 juta ton. Menurutnya, sumber impor itu berasal dari berbagai negara, namun tidak dari India.

Arief mengatakan, posisi perdagangan Indonesia dan India saat ini, justru pemerintah India yang menawarkan dilakukannya trade balancing dengan Indonesia.

"Trade balance India itu dengan Indonesia kalahnya besar, sehingga teman-teman dari India ini mengharapkan kita itu importasinya salah satunya dari India," kata Arief dalam keterangan resmi dikutip, Rabu (2/8/2023).

"Jadi memang mereka sendiri yang meminta pemerintah Indonesia untuk menyeimbangkan atau trade balance karena ekspor CPO kita jauh lebih besar," ujarnya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Buka 'Keran' Impor Beras, RI Borong dari 2 Negara Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular