Internasional

"Kiamat" Beras India buat Vietnam Sebut Impor RI, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 August 2023 19:50
Ilustrasi Bendera Vietnam. Ist
Foto: Ilustrasi Bendera Vietnam. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar beras global masih mengalami tekanan setelah beberapa negara, seperti India, secara resmi memberlakukan larangan ekspor beras. Akibatnya, harga beras di Asia telah mencapai level tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Salah satunya harga beras Vietnam kini naik ke level tertinggi baru di tengah kelangkaan beras di seluruh dunia. Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan negara itu, Le Minh Hoan, mengatakan Vietnam berencana mengekspor 7-8 juta ton beras tahun ini dengan harga tinggi.

Hal ini dilaporkan berimbas pada negara-negara yang mengimpor beras dari Vietnam. Di mana Filipina, China, dan Indonesia adalah tiga pembeli terbesar beras dari salah satu negara ASEAN tersebut, seperti dilaporkan Vietnam Net.

"Untuk mengatasi hal tersebut, sejak awal tahun, Indonesia mulai mengimpor 2 juta ton beras sesuai rencana lumbung beras nasional. RI sekarang meningkatkan impor beras dari Vietnam dan negara lain," tulis media itu dikutip Selasa (15/8/2023).

"Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia telah mencari berbagai langkah untuk menyelesaikan masalah tentang pasokan beras. Salah satunya dengan menyiapkan 500.000 hektar lahan pertanian untuk persiapan produksi padi di tengah kemarau panjang akibat El Nino," tambahnya.

Nasib sama juga menimpa Filipina, importir beras yang besar dan kebanyakan membeli beras dari Vietnam. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada akhir Juli menyatakan keprihatinan tentang situasi pangan global.

Sementara itu, pejabat pemerintah Vietnam khawatir beras yang disimpan cukup untuk penggunaan 39 hari, bukan penggunaan 60 hari seperti yang terlihat sebelumnya. Pada Agustus dan September, pasokan dalam negeri sedikit karena memasuki akhir masa panen.

"Pemerintah telah mendorong perusahaan swasta untuk mendorong impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," bunyi laporan itu.

Sebelumnya, Asosiasi Pangan Vietnam (VFA) melaporkan bahwa harga beras naik 5% Vietnam pada 10 Agustus mencapai puncak baru US$638 per ton. Sedangkan harga beras lain naik 25% menjadi US$618, yang berarti kenaikan US$20 per ton dari hari sebelumnya, dan US$105 per ton, dibandingkan dengan hari-hari sebelum larangan ekspor India.

Departemen Umum Bea Cukai (GDC) negara itu juga melaporkan bahwa ekspor beras Vietnam Juli lalu menghasilkan pendapatan US$362,7 juta, naik 6,4% dibandingkan Juni 2023. Sebagai informasi, hingga akhir Juli, Vietnam telah mengekspor 4,9 juta ton beras, menghasilkan US$2,62 miliar, naik 20,1% dalam jumlah dan 31,4% dalam nilai dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dengan 7 juta hektar lahan untuk pertanian padi, Vietnam bisa memanen 27-28 juta ton beras setiap tahun. Perhitungan menunjukkan bahwa Vietnam mengonsumsi sekitar 29,5 juta ton gabah per tahun, yang berarti Vietnam masih memiliki 13,5 juta ton gabah, atau 7-8 juta ton beras, untuk diekspor.

Vietnam juga mengimpor beras dari India, tetapi kebanyakan untuk pengolahan makanan dan produksi pakan ternak. Larangan ekspor beras putih India akan berdampak kecil pada pasar Vietnam.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article "Kiamat" Beras Ancam Bumi, Setelah India, Kini Arab & Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular