Internasional

Malaysia-Filipina Kena, Vietnam Respons "Kiamat" Beras India

sef, CNBC Indonesia
03 August 2023 14:49
Ilustrasi Bendera Vietnam. Ist
Foto: Ilustrasi Bendera Vietnam. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Larangan ekspor beras non basmati yang diberlakukan India ternyata direspons Vietnam. Setelah pemberitahuan India, Vietnam dilaporkan meminta asosiasi pangan, yang juga mewakili pengeskpor dan pengolah beras, untuk memastikan kecukupan pasokan beras dalam negeri guna menjaga ketahanan pangan.

Hal ini dilakukan 21 Juli lalu, sehari setelah pengumuman India 20 Juli.Dikutip Kamis (3/8/2023), Reuters memuat bagaimana Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam mengirimkan dokumen khusus ke Asosiasi Pangan Vietnam.

"Langkah India untuk mengekang ekspor berasnya akan memengaruhi pasar beras global," tulis dokumen itu.

Dilaporkan bagaimana pemerintah meminta asosiasi untuk memerintahkan anggotanya secara ketat menjaga cadangan beras, setara dengan setidaknya 5% dari volume ekspor mereka pada bulan-bulan sebelumnya. Pedagang beras juga diminta menyeimbangkan antara ekspor dan penjualan domestik untuk menstabilkan harga domestik.

Perlu diketahui, Vietnam adalah pengekspor beras terbesar ketiga di dunia, setelah India dan Thailand. Menurut data bea cukai pemerintah, pengiriman beras pada paruh pertama tahun ini naik 21,3% dari tahun sebelumnya menjadi 4,24 juta ton.

"Pedagang beras diminua untuk memantau dengan cermat kondisi pasar agar memiliki rencana produksi dan ekspor yang sesuai untuk memastikan keuntungan," bunyi dokumen ke pedagang lagi.

Sebelumnya, kemarin, beberapa negara tetangga Indonesia diramalkan terkena dampak yang paling signifikan dari kebijakan India. Salah satunya Negeri Jiran, Malaysia.

"Malaysia tampaknya menjadi yang paling rentan menurut analisis kami," sebut laporan Barclays yang dikutip CNBC International.

"Negara ini mengimpor sebagian besar pasokan berasnya, dan India menyumbang bagian yang relatif besar dari impor berasnya," tulis para analis.

Mengutip data Observatory for Economic Complexity (OEC), impor beras Malaysia mencapai US$ 207 juta pada tahun 2021. Ini sekitar Rp 3,1 triliun.

Singapura juga akan menjadi salah satu negara yang paling terdampak. Di mana laporan menunjukkan bahwa India menghasilkan sekitar 30% dari impor beras negara kota tersebut.

Namun, pemerintah Singapura menyebut telah menghubungi otoritas India untuk meminta pengecualian atas larangan ekspor beras non basmati. Pencarian sumber lain juga dilakukan untuk menghindari kekurangan pasokan dan kenaikan harga domestik.

"Singapura berhubungan dekat dengan otoritas India untuk mencari pengecualian dari larangan tersebut," kata Badan Pangan Singapura (SFA).

Sementara itu, tetangga RI berikutnya yang dikhawatirkan mengalami dampak kuat adalah Filipina. Barclays menunjukkan bahwa Negeri Tagalog akan menjadi yang paling rentan terhadap kenaikan harga beras global mengingat bobot beras tertinggi dalam keranjang Index Harga Konsumen (IHK) negara tersebut.

Saat ini saja, Manila sedang berupaya untuk mencari pasokan beras baru. Pasalnya, fenomena iklim El Nino diramalkan akan merusak panen hasil pertanian, mengancam stok pangan negara itu.

Filipina, salah satu importir beras terbesar di dunia, biasanya membeli beras pokok terutama dari tetangganya Vietnam. Tetapi Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan pasokan dari Vietnam mungkin terbatas karena pembeli lain yang berbondong-bondong masuk.

"Saya sedang memikirkan pasokan beras nasional. Semua bersiap menghadapi El Nino, seluruh Asia Tenggara," ujarnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: India Larang Ekspor Beras, Stok Beras RI Dalam Bahaya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular