
Siaga Warga Bumi, 'Kiamat' Beras China Bakal Hantam Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar beras global bakal mengalami tekanan lagi. Setelah larangan ekspor beras non basmati India, kini tantangan datang dari China.
Pasokan beras dari produsen terkemuka dunia itu diyakini tak akan sesuai kuota ideal. Pasalnya China tengah mengalami hujan lebat dan banjir.
"Hujan lebat di wilayah timur laut penghasil biji-bijian China yang akan mengurangi hasil panen," kata Fitch Ratings dalam laporan baru-baru ini, seperti dikutip CNBC International dikutip Senin (14/8/2023).
"Kemungkinan akan memberikan tekanan pada harga beras global yang sudah tinggi," jelasnya.
Secara rinci, tiga provinsi yang menyumbang 23% dari produksi beras China memang kini dilanda banjir parah, yakni Mongolia Dalam, Jilin dan Heilongjiang. Topan Doksuri salah satu badai terburuk dunia, melanda China utara beberapa pekan ini, dengan curah hujan terberat dalam 140 tahun terjadi di Kota Beijing.
"Banyak area produksi biji-bijian utama di ketiga provinsi tersebut terkena dampak hujan lebat dan sisa-sisa Topan Doksuri," muat Fotch.
"Mereka akan menghadapi banjir lain saat Topan Khanun bergerak ke utara," tambah laporan tersebut.
Lebih lanjut Fitch menyebut ladang gandum basah yang dihasilkan akan mengurangi hasil panen tahun ini, meskipun kerusakan sepenuhnya belum jelas.
Menurut Indeks Harga Beras Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), harga beras global telah melonjak ke level tertinggi dalam hampir 12 tahun terakhir. Harga beras melayang di level tertinggi satu dekade, dengan masa depan beras di perdagangan terakhir pada US$15,98 per berat seratus (cwt).
Selain larangan India, Thailand juga diketahui menambah tekanan. Negeri Gajah Putih mendesak petani untuk menanam lebih sedikit beras dalam upaya menghemat air akibat curah hujan yang rendah.
Selain beras, laporan Fitch juga mengutip jagung dan kedelai di antara tanaman utama yang ditanam di Mongolia Dalam, Jilin, dan Heilongjiang, yang terkena dampak risiko banjir. China diperkirakan akan mengimpor lebih banyak biji-bijian tahun ini dibandingkan tahun lalu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekor! Harga Beras Diramal Tembus Rp1 Juta/Karung Akhir Tahun