Economic Update

Ekonomi AS, China, Eropa Gonjang-Ganjing, RI Harus Waspada!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
10 July 2023 07:25
Bendera Uni Eropa dan Amerika Serikat
Foto: REUTERS/Francois Lenoir

Pada kuartal I-2023, ekonomi Eropa sudah terkontraksi 0,1% (quartal to quartal/qtq). Perekonomian di Benua Biru ini sudah mengalami resesi dan masih akan dibayangi oleh 'momok seram' bernama inflasi.

Pelemahan ekonomi di Eropa pada kuartal I-2023 menunjukkan tren negatif yang sudah berlangsung sejak kuartal IV-2022 di mana ekonomi terkontraksi 0,1%. Dengan demikian, zona Uni Eropa yang menaungi 20 negara tersebut secara resmi mengalami resesi.

Adapun tingkat inflasi Eropa pada Mei 2023 masih tinggi yakni 6,1% (year on year/yoy), lebih rendah dari tingkat inflasi pada April 2023 yang mencapai 7%.

Chatib menjelaskan, ekonomi Eropa terpuruk sangat dalam akibat adanya perang Rusia-Ukraina, yang membuat harga-harga energi menjadi melonjak.

"Ada energy shock, itu problem tahun lalu dan Jerman terpukul betul. Kalau Jerman terpukul, pasti Uni Eropa kena, karena motornya adalah Jerman," jelas Chatib.

Sama seperti di AS, dalam situasi inflasi yang sedang meningkat, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) juga turut menaikkan tingkat bunga acuan.

Pada Juni 2023, diketahui Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,5%. Kenaikan ini menjadi level yang tertinggi sejak 22 tahun lalu atau sejak 2001.

Kendati demikian, kata Chatib ekonomi di Eropa saat ini belum pulih seperti ekonomi AS. Sehingga, pukulan ekonomi di Eropa cenderung mengalami tekanan lebih dalam.

"Dia punya energi problem, punya dampak dari geopolitik, dan ekonominya belum se-recover AS. Pasti kalau belum terlalu sembuh, maka serangan baru efeknya terlalu buruk dibandingkan yang sudah sehat," jelas Chatib.

Data BPS menunjukkan perlambatan ekonomi Uni Eropa sejak tahun lalu sudah berimbas ke ekspor Indonesia.

Ekspor non-migas terus turun dari US$ miliar pada Januari menjadi US$ 1,53 miliar pada Maret dan US$ 1,44 miliar pada April 2023.
Jika resesi semakin dalam maka permintaan impor akan terus melemah sehingga ekspor RI ke Benua Biru pun bisa semakin jeblok.

(cap/cap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular