Internasional

Arab Saudi Tiba-Tiba Puja-Puji China, Ada Apa Raja Salman?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 June 2023 07:00
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping (tidak terlihat) di Istana Yamamah di Riyadh, Arab Saudi pada 08 Desember 2022. Presiden China Jinping berada di Arab Saudi untuk menghadiri KTT Negara-negara China-Arab dan Konferensi Tingkat Tinggi KTT Dewan Kerjasama Teluk-China (GCC). (File Foto - Royal Court of Saudi Arabia/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping (tidak terlihat) di Istana Yamamah di Riyadh, Arab Saudi pada 08 Desember 2022. (File Foto - Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi tiba-tiba memuji China. Negeri Raja Salman menyebut negeri Xi Jinping kini sedang memimpin.

Riyadh pun bermaksud mencari kerja sama yang lebih kuat dengan Beijing. Baik dalam investasi perdagangan dan aliran energi. 

"Kami menyadari kenyataan hari ini bahwa China sedang mengambil, telah memimpin, akan terus memimpin itu," kata Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman, selama Konferensi Bisnis Arab-China melansir CNBC International, Selasa (13/6/2023).

"Kami tidak harus bersaing dengan China, kami harus berkolaborasi dengan China," ujarnya.

Dia pun menambahkan bahwa ada nilai dalam bekerja dengan China. Sebab mereka telah memimpin dalam mendapatkan produsen yang tepat terutama di bidang energi terbarukan.

"Kami tidak akan pernah pergi lagi ke permainan zero-sum ini," tambahnya.

China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia. Arab Saudi sendiri telah tampil sebagai pemasok utama China untuk komoditas tersebut pada April, meskipun minyak Rusia yang mendapat sanksi murah.

Pada bulan Maret, Saudi Aramco- perusahaan minyak milik negara di Arab Saudi- mengumumkan dua kesepakatan kilang besar, memasok 690.000 barel per hari minyak mentah ke Rongsheng Petrochemical dan Zhejiang Petrochemical. Kesepakatan itu datang setelah kunjungan Presiden China Xi Jinping ke kerajaan Desember lalu.

"Ini tidak berarti kami tidak akan bekerja sama dengan pihak lain," kata Abdulaziz, mengutip Eropa, Korea Selatan, Jepang, AS, dan Amerika Latin memiliki hubungan perdagangan dengan negara tersebut.

Kabinet Arab Saudi pada Maret juga menyetujui keputusan untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai. Ini merupakan blok keamanan yang dipimpin China yang mencantumkan Rusia, India, Pakistan, dan empat negara Asia tengah lainnya sebagai anggota penuh.

Dia menyamakan transaksi bisnis dengan pot yang tidak perlu dibagi di antara negara-negara. Ditegaskannya Arab Saudi akan pergi ke mana pun peluang datang.

"Tidak ada yang politis tentang itu. Tidak ada yang strategis tentang itu," tegasnya.

"Kami adalah Arab Saudi, kami tidak harus terlibat dalam apa yang saya sebut permainan zero-sum. Kami percaya bahwa ada begitu banyak peluang global," tutup Abdulaziz.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 8 Kontroversi Arab Saudi Pantai Bikini Hingga Ka'bah Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular