Internasional

Ekspor China Tiba-Tiba Ambles, Ada Apa Xi Jinping?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
07 June 2023 12:58
Kapal kargo berlabuh di dermaga untuk memuat dan membongkar peti kemas di terminal peti kemas di Pelabuhan Lianyungang, provinsi Jiangsu, China Timur, 7 Juni 2023. (Wang Chun / CFOTO/Future Publishing via Getty Images)
Foto: Kapal kargo berlabuh di dermaga untuk memuat dan membongkar peti kemas di terminal peti kemas di Pelabuhan Lianyungang, provinsi Jiangsu, China Timur, 7 Juni 2023. (Future Publishing via Getty Imag/Future Publishing)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor China merosot 7,5% secara year-on-year pada Mei 2023. Hal ini terjadi ketika produsen Negeri Tirai Bambu berjuang untuk menemukan permintaan di luar negeri sementara konsumsi domestik tetap lesu.

Ekspor dari ekonomi terbesar kedua di dunia turun 7,5% tahun ke tahun di bulan Mei, penurunan terbesar sejak Januari dan berayun dari pertumbuhan 8,5% di bulan April. Impor berkontraksi dengan kecepatan yang lebih lambat, turun 4,5%, laju penurunan yang lebih lambat 7,9% dari bulan sebelumnya.

Angka tersebut jauh lebih besar dari jajak pendapat yang dilaporkan Reuters sebelumnya. Dalam jajak itu, para ekonom memperkirakan penurunan ekspor 0,4% jauh lebih kecil dan penurunan impor 8,0%.

Kinerja ekspor yang buruk mencerminkan permintaan yang lemah untuk barang-barang China. Kinerja impor Negeri Tirai Bambu pun ikut melemah, mengingat China membawa suku cadang dan bahan dari luar negeri untuk merakit hingga menjadi produk jadi untuk diekspor.

Data Korea Selatan (Korsel) minggu lalu menunjukkan pengiriman ke China turun 20,8% pada bulan Mei. Ekspor semikonduktor Korsel juga turun 36,2%, menunjukkan lemahnya permintaan komponen untuk pembuatan akhir.

Dolar Australia, mata uang komoditas yang sangat sensitif terhadap ayunan permintaan China, turun setelah data perdagangan ini dirilis. Diketahui, Negeri Kangguru banyak mengekspor bahan-bahan mentah untuk manufaktur di China.

"Ekspor yang lemah mengkonfirmasi bahwa China perlu bergantung pada permintaan domestik karena ekonomi global melambat," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, kepada Reuters, Rabu, (7/6/2023).

"Ada lebih banyak tekanan bagi pemerintah untuk meningkatkan konsumsi domestik di sisa tahun ini, karena permintaan global kemungkinan akan semakin melemah di paruh kedua," tegasnya.

Hal serupa juga disampaikan Hao Hong, kepala ekonom di Grow Investment Group. Ia mencatat adanya pelemahan ekonomi akibat inflasi dan suku bunga yang begitu tinggi di negara-negara mitra dagang China seperti Amerika Serikat (AS).

"China tidak akan dapat bergantung pada perdagangan untuk meningkatkan ekonominya selama enam bulan lagi, pasti," pungkasnya pada CNBC International.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Ini Bukti Baru Ekonomi China Menuju 'Lubang Nestapa'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular