Ratusan Juta Ekor Ayam Dibantai, Ternyata Ini Biang Keroknya

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
26 May 2023 10:51
Peternak memanen telur ayam di peternakan kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/2/2020). Pemerintah resmi menaikkan harga acuan daging dan telur ayam ras untuk mengimbangi penyesuaian tingkat harga di pasar yakni harga telur ayam di tingkat peternak dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp20 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp21 ribu per kg sedangkan daging ayam ras dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp19 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp20 ribu per kg. Lukman 45 tahun Peternak  mengatakan kenaikan harga tersebut sebagai hal yang positif. Sebab, bila tidak hal itu tentu dirasakan merugikan. Pasalnya, saat ini nilai tukar dolar terhadap rupiah tengah menguat dan mempengaruhi berbagai hal, termasuk biaya transportasi.
 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Peternak Ayam (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama 5 tahun terakhir, Indonesia ternyata mengalami kelebihan pasokan ayam ras. Akibatnya, ratusan juta ekor anakan ayam (day old chicken/ DOC) induk ayam (parent stock/ PS harus dibantai setiap tahunnya.

Tak hanya anakan ayam, pemerintah juga memerintahkan afkir dini telur atau cuttiing hatching egg (HE/ pemusnahan dini telur fertil).

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah Pardjuni mengatakan, sampai bulan April 2023 saja sudah ada sekitar 104 juta ekor DOC FS yang harus dimusnahkan.

"Afkir ini terus dilakukan dan suratnya terus ada dari Kementan. Karena memang kita oversupply," kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (26/5/2023).

Tak berhenti di situ, kata dia, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengeluarkan instruksi afkir dini DOC FS dan HE untuk periode Mei-Juni 2023.

Kementan memerintahkan afkir dini indukan ayam (parent stock/ PS) umur kurang atau 50-53 minggu sebanyak 3,9 juta ekor. Yang harus dilakukan mulai 19 April sampai 3 Juni 2023.

Afkir dini diperkirakan bisa mengurangi pasokan DOC FS sebanyak Sekitar 93 juta ekor.

Selain itu, memerintahkan HE fertil umur 19 hari sekitar 48 juta butir mulai 26 April sampai 3 Juni 2023.

"Kondisi ini sudah terjadi sekitar 5 tahun terakhir. Sejak tahun 2017 lah. Ini penyakit lama," ujarnya.

"Kebutuhan kita setiap minggu 50-55 jutaan ekor ayam (live bird/ ayam ras pedaging), tapi supply bisa 77 juta ekor per minggu. Ini kondisi normal," kata Pardjuni.

Menurut Pardjuni, kondisi ini disebabkan kebijakan impor grand parent stock (GPS/ nenek ayam) yang tidak memperhitungkan kondisi di hilir.

"Sejak tahun 2017, impor GPS tidak pernah dikurangi. Kalau kuotanya dikurangi sedikit, realisasinya bisa membengkak juga," cetusnya.

"Kalau pemerintah mengeluarkan kuota impor 550-an ribu GPS, realisasinya bisa berubah. Padahal itu akan mempengaruhi produksi FS 2 tahun kemudian. Padahal dengan asumsi 550 ribu ekor produksi FS bisa 55-65 juta ekor per minggu. Seharusnya 550 ribu ekor GPS itu sudah optimal," kata Pardjuni.

Dia pun berharap pemerintah mengevaluasi kebijakan impor GPS sehingga perhitungan neraca produksi daging ayam bisa dilakukan dengan tepat.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Borong Gandum AS - Trump Ancam Swiss Tarif 39%

Next Article 6 Juta Peternak Ayam di RI Blak-blakan Pilih Capres Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular