Makin Nyata, Siap-Siap Harga BBM di April Bisa Turun lho..

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 29/03/2023 18:28 WIB
Foto: Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya non subsidi, diperkirakan akan turun pada April 2023 mendatang. Perkiraan ini dipicu oleh tren menurunnya harga minyak mentah dan juga menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro memperkirakan adanya potensi penurunan harga BBM non subsidi di dalam negeri untuk periode April mendatang.

Dia mengatakan, hal tersebut karena mempertimbangkan faktor penentu harga BBM, yakni harga minyak dunia yang terus menurun dan kurs rupiah yang semakin menguat.


"Harusnya (BBM non subsidi) ada penurunan (harga) sih, karena kan turun terus harga minyaknya, terus rupiah-nya juga relatif menguat. Jadi potensi turunnya cukup besar," ungkap Komaidi kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/3/2023).

Seperti diketahui, harga minyak mentah pada Maret 2023 ini relatif lebih rendah dibandingkan Februari atau Januari 2023 lalu yang berada di kisaran US$ 80 per barel.

Harga minyak Brent pada bulan Maret 2023 ini sempat tercatat mencapai US$ 71,02 per barel pada 20 Maret 2023. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) sempat di kisaran US$ 64,81 per barel. Harga minyak tersebut bahkan menyentuh rekor terendah dalam 15 bulan terakhir.

Meski hari ini harga minyak menunjukkan ada peningkatan, namun masih di kisaran US$ 70-an per barel. Pada perdagangan Rabu (29/3/2023) harga minyak mentah Brent tercatat US$ 78,98 per barel, naik 0,42% dibandingkan posisi kemarin. Sedangkan jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 0,68% ke US$ 73,70 per barel.

Selain harga minyak mentah, faktor kedua yang menentukan harga BBM di dalam negeri yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar atau kurs kini menunjukkan tren penguatan.

Pada perdagangan Rabu (29/03/2023), rupiah berada di posisi Rp 15.060 per US$ atau menguat 0,17% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Dengan begitu, Komaidi menilai bahwa harga BBM, khususnya non subsidi, pada bulan April mendatang seharusnya mengalami penurunan.

"Kalau lihat pola saja, dari harga minyak dunia saja harusnya sudah kelihatan, pastinya (BBM non subsidi) akan turun. Karena harga minyak dunia turun, pasti MOPS-nya juga turun, apalagi ditambah rupiah menguat," tambahnya.

Sementara itu, Secretary Corporate PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa Pertamina masih melakukan review atas pergerakan harga minyak mentah dunia yang terjadi saat ini.

Dengan demikian, ia belum dapat membeberkan apakah harga BBM pada bulan April mendatang akan mengalami penurunan.

"Masih kami review ya," ujar Irto kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Menurut Irto, selain harga minyak mentah, terdapat beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi harga BBM di dalam negeri. Di antaranya yaitu Mean of Platts Singapore (MOPS) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Kalau semua faktor tersebut turun, tentunya akan disesuaikan juga harga jualnya," ujar Irto.

Seperti diketahui, pada 1 Maret 2023 lalu sejumlah badan usaha niaga penyalur BBM non subsidi telah melakukan penyesuaian harga. Untuk produk bensin, badan usaha telah menaikkan harganya pada 1 Maret 2023 lalu.

PT Pertamina (Persero) misalnya, menaikkan harga bensin Pertamax (RON 92) dan Pertamax Turbo (RON 98). Untuk harga BBM jenis bensin yakni Pertamax (RON 92) naik menjadi Rp 13.300 per liter dari sebelumnya Rp 12.800 per liter. Sedangkan harga Pertamax Turbo (RON 98) mengalami kenaikan menjadi Rp 15.100 per liter dari sebelumnya Rp 14.850 per liter.

Meski di sisi lain, perseroan menurunkan harga untuk produk Solar non subsidi seperti Dexlite dan Pertamina DEX.

Untuk harga BBM jenis Dexlite (CN 51) mengalami penurunan harga menjadi Rp 14.950 dari sebelumnya Rp 16.150. Sedangkan Pertamina Dex (CN 53) turun menjadi Rp 15.850 dari sebelumnya Rp 16.850.

Selain Pertamina, Shell Indonesia menaikkan harga BBM jenis Shell Super menjadi Rp 13.990 per liter dari sebelumnya Rp 13.950 per liter pada periode Februari 2023. Lalu, harga BBM Shell V-Power kini dibanderol Rp 14.890 per liter, naik dari sebelumnya Rp 14.620 per liter.

Untuk Shell V-Power Nitro+ kini dibanderol Rp 15.240 per liter, naik dari sebelumnya Rp 14.980 per liter.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OPEC+ Sepakat Tambah Produksi Minyak 548.000 BPH Mulai Agustus