CNBC Insight

China Siapkan 'Senjata' Baru Hadapi Krisis Pangan, RI Kapan?

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
Selasa, 07/03/2023 12:20 WIB
Foto: Pembeli terlihat di pasar basah saat Chengdu memberlakukan kontrol statis di seluruh kota untuk mengekang wabah COVID-19 baru pada 1 September 2022 di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. (VCG via Getty Images/VCG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China menegaskan komitmen mereka untuk meningkatkan kapasitas produksi biji-bijian.

Kebijakan tersebut diambil sebagai langkah penting dalam menjaga kecukupan pasokan pangan dan stabilitas harga serta mengurangi ketergantungan dengan negara lain.

National Development and Reform Commission (NDRC) - badan perencanaan ekonomi tertinggi Tiongkok - menyatakan penting bagi mereka untuk bisa memproduksi biji-bijian di atas 650 juta ton. Termasuk di dalamnya adalah beras.


Perdana Menteri Li Keqiang, akhir pekan lalu, dalam laporannya di hadapan Kongres Rakyat Nasional, akhir pekan lalu mengatakan pemerintah menyiapkan kampanye baru untuk meningkatkan kapasitas produksi biji-bijian.

"Kita harus menjaga total lahan tanam biji-bijian pada tingkat yang stabil, meningkatkan produksi tanaman biji-bijian, dan meluncurkan kampanye baru untuk meningkatkan kapasitas produksi biji-bijian." Tutur Li Keqiang, dikutip dari Bloomberg.

Rencana tersebut akan mencakup pengembangan lahan pertanian berkualitas tinggi, dukungan bagi sektor teknologi pertanian, dan inovasi lebih lanjut di industri benih.

Pemerintah Beijing kembali memfokuskan pada ketahanan pangan karena pandemi Covid-19 telah mengganggu pasokan pertanian global dan membatasi perdagangan pupuk esensial seiring eskalasi perang Rusia di Ukraina.

Meskipun mampu menjadi produsen biji-bijian terbesar di dunia, Tiongkok beberapa dekade terakhir semakin bergantung pada impor dari pemasok seperti Amerika Serikat dan Brasil. Pasalnya, konsumsi di dalam negeri makin besar.

"Kita menghadapi ketidakpastian dalam memastikan produksi pangan yang stabil dan keseimbangan yang ketat antara pasokan dan permintaan untuk beberapa produk dan pasokan pertanian tertentu," kata NDRC dalam laporannya.

"Harga biji-bijian tetap tinggi di pasar internasional, yang dapat menciptakan efek gelombang di pasar domestik." Imbuh laporan tersebut.

Li tidak menetapkan timeline yang jelas untuk mencapai peningkatan kapasitas produksi biji-bijian tersebut. Yang pasti rencana ini termasuk dalam prioritasnya untuk 2023 dalam laporan kerja terpisah.

Data NDRC menunjukkan hasil panen biji-bijian China pada 2022 mencapai 686,55 juta ton. Produksinya stabil naik di atas 650 juta ton sejak 2015.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bapanas Jamin Bansos Beras 10Kg Tepat Sasaran & Berkualitas

Pages