
China Siapkan 'Senjata' Baru Hadapi Krisis Pangan, RI Kapan?

Indonesia juga tidak bisa lepas dari ancaman krisis pangan global. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa cuaca panas atau, fenomena naiknya atau pemanasan Suhu Muka Air Laut (El Nino) akan muncul pada semester II tahun 2023.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan mengatakan, ada peluang kemunculan El Nino di semester kedua dengan intensitas lemah.
Dampak yang dikhawatirkan bilamana El Nino kuat muncul, menurutnya, adalah kemarau yang panjang dan mengakibatkan kekeringan di seluruh area pertanian dan hutan.
Dalam kondisi kering bila aktifitas pembukaan lahan dilakukan dengan cara membakar, akan sangat berisiko terjadi kebakaran yang luas dan tidak terkendali, apalagi di lahan gambut.
Cuaca ekstrim bisa sangat berdampak besar terhadap harga pangan dan inflasi. Terlebih, banyak komoditas pangan Indonesia yang rawan dengan perubahan iklim, mulai dari cabai rawit, sayur-sayuran, hingga beras.
Harga beras bahkan terus menjadi persoalan besar sejak akhir tahun lalu karena harganya yang melambung.
Merujuk pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga beras belum juga menurun pada Februari. Harganya bahkan menembus Rp 13.200 atau level tertinggi yang pernah dicatat oleh PIHPSN.
Pada Senin (27/2/0223), harga beras 1 kg dibanderol Rp 13.200 atau melonjak 2,32% sebulan. Rata-rata harga beras dijual pada harga Rp 13.092/kg pada Februari atau lebih mahal 2,5% dibandingkan pada Januari 2023.
Kenaikan harga beras akan melambungkan inflasi mengingat bobot beras dalam perhitungan inflasi terbilang besar yakni 3,33%.
Harga beras sudah merangkak naik sejak September 2022 dan belum juga menurun. Harganya diperkirakan baru akan melandai pada Maret sejalan dengan panen raya.
Harga beras juga pernah melonjak tajam pada 2010 karena cuaca ekstrim. BMKG menyebutkan cuaca di tahun 2010 adalah yang paling ekstrem dalam periode 12 tahun.
Pada tahun tersebut terjadi penyimpangan musim kemarau serta memanasnya suhu permukaan laut hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di pertengahan tahun juga masih terjadi hujan sehingga mengakibatkan terganggunya musim tanam padi.
Di saat yang bersamaan, Indonesia tidak bisa mengimpor beras dalam jumlah besar karena produsen besar seperti Vietnam dan Thailand melakukan pengetatan ekspor beras.
Lonjakan harga beras juga disebabkan karena keterlambatan pendistribusian raskin untuk masyarakat miskin, dimana biasanya sering terjadi pada awal tahun.
Merujuk data BPS rata-rata harga beras pada tahun 2010 meningkat 6% tetapi pada awal-awal tahun sempat melonjak 8%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]