
Begini Cara Erick Thohir Sulap BUMN Bawa RI Jadi Negara Maju

- Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan secara gamblang bahwa Indonesia kini tengah berjuang untuk menjadi negara maju sejalan dengan apa yang disebutkan Presiden Jokowi.
- Lantas bagaimana peran perusahaan-perusahaan BUMN tersebut mewujudkan upaya untuk tidak terus terjebak dalam middle income trade?
- Menurut Erick hilirisasi dan pemanfaatan globalisasi yang tepat menjadi kata kunci untuk menggapai hak sebagai negara maju.
Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir-akhir ini berembus kencang kabar bahwa Indonesia tengah berjuang mengangkat derajatnya dari negara berkembang menjadi negara maju. Hal ini kembali ditegaskan oleh Menteri BUMN Erick Tohir dalam acara Economic Outlook CNBC Indonesia Selasa (28/2/2023).
Pernyataan Erick ini menegaskan lagi ungkapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkali-kali mengungkapkan pentingnya Indonesia mewujudkan mimpinya untuk tidak terus menerus terjebak negara berpendapatan menengah (middle income trap) karena Indonesia punya potensi untuk berpindah.
Berbicara soal pemulihan Indonesia termasuk negara yang mesti bersyukur. Sebab, pertumbuhan ekonomi kita masih terbilang baik, meskipun inflasi masih tinggi.
Kalau kita lihat ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun sebetulnya masih terbuka lebar untuk menjadi negara maju. Lihat saja, pasca dihantam pandemi covid-19 yang menghantam Indonesia sejak Maret 2020 membuat perekonomian jatuh ke jurang krisis.
Akan tetapi, dalam waktu yang tidak terlalu lama, hal itu bisa dikendalikan oleh pemerintah dan mampu pulih sejak pertengahan 2021.
Alasan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di angka 5% lantaran Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah. Karena itu, banyak pimpinan G20, konter part hingga media asing menanyakan keyakinan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5% itu.
Sebagai badan usaha yang dimiliki oleh Pemerintah, BUMN berperan sebagai agent of value creator dan agent of development.
Sebagai agent of value of creator, BUMN diharapkan mampu memberikan kontribusi keuntungan ke negara. Sebagai agent of development, BUMN diharapkan berkontribusi kepada pembangunan nasional termasuk dalam perbaikan ekonomi.
Data dan angka yang baik tidak semata-mata membuat Indonesia terlepas dari ancaman tekanan ekonomi global.
Apalagi, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal bakal terus menaikkan suku bunganya. Namun, ini tak membuat pemerintah goyah. Justru menjadi momentum di tengah kondisi ketidakpastian global saat ini.
Erick beranggapan bahwa globalisasi menjadi 'senjata' penting bagi Indonesia merenggut hak kita menjadi negara maju. Bukan tanpa alasan, negara kita ini punya harta karun yang begitu melimpah, salah satunya pada bagian pertambangan.
Momentum G20 Bukan hanya sebagai lonceng untuk berhak menjadi negara maju. Dengan konsekuensi kesejahteraan bangsa dan dengan komitmen untuk berkolaborasi.
Erick juga membeberkan bahwa hilirisasi di industri pertambangan khususnya nikel, mampu memberikan nilai tambah yang signifikan bagi Indonesia.
Terbukti, pada tahun 2021 lalu nilai tambah dari hasil ekspor nikel melalui hilirisasi tembus 2.600% atau menjadi US$ 27 miliar dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yang hanya US$ 1 miliar.
Inilah yang menjadi potensi luar biasa bagi Indonesia untuk bisa dimanfaatkan dengan seksama agar dapat mengangkat derajat Indonesia.
Dalam mewujudkan mimpi besar tersebut, tentu saja peran BUMN begitu penting di negara ini. ada banyak hal yang harus dilakukan agar Indonesia bisa naik level darimiddle income country (negara berpendapatan menengah) menjadi high income country (negara berpendapatan tinggi).
Hal itu di antaranya memperbaiki sumber daya manusia, menyediakan infrastruktur yang bagus, dan memperbaiki institusi dan kelembagaan.
Selain itu, pendapatan per kapita bakal berdampak pada tingkat kemakmuran masyarakatnya. Semakin tinggi pendapatan per kapitanya, maka semakin tinggi tingkat kemiskinannya.
Lantas apa yang bisa dilakukan BUMN? Sinergi yang kuat antar perusahaan-perusahaan BUMN dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat ini menjadi satu hal penting sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan per kapita yang baka menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat.
Di sisi lain, jika ingin menjadi negara maju ekspor negara kita harus lebih besar ketimbang impornya. Hal tersebut mencirikan bahwa sebuah negara mampu memproduksi produk ekspor andalan tentunya seiring dengan kemajuan teknologi dan sumberdaya yang memadai. Hal inilah yang disebut Erick sebagai 'globalisasi'.
Maka, tak heran negara maju bisa memproduksi komoditas unggulannya kemudian di ekspor ke negara lainnya. Inilah yang menjadi harapan Jokowi terhadap hilirisasi yang tengah di upayakan 'mati-matian' saat ini.
Untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju, kata Jokowi, Indonesia memiliki bahan mentah yang dibutuhkan. Salah satunya dalam pembuatan baterai kendaraan listri atau EV.
Di mana kelak, baterai kendaraan listrik ini akan menjadi ekosistem yang dibutuhkan oleh negara-negara lain.
Hilirisasi nikel juga membawa Indonesia memiliki industri yang maju. Lagi-lagi perusahaan-perusahaan BUMN turut berperan dalam hal ini.
Melansir dari website bumn.go.id pada Rabu (1/3/2023), terdapat sejumlah project besar besar BUMN seperti RDMP Balikpapan yang diperkirakan menyerap 19.000 tenaga kerja, hilirisasi batubara menjadi DME diperkirakan menyerap 10.000 tenaga kerja.
Sementara smelter tembaga Freeport Gresik menyerap hingga 40.000 tenaga kerja, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang saat ini Hutama Karya sendiri telah mencatatkan penyerapan hingga 200.000 tenaga kerja.
Lalu pembangunan KEK Mandalika di mana InJourney selaku core dari penyelenggaraan event internasional MotoGP mampu menyerap 4.500 tenaga kerja lokal.
Event tersebut juga berhasil memastikan bahwa masyarakat sekitar tidak hanya menjadi penonton, namun juga turut terlibat sejak pembangunan hingga penyelenggaraan event internasional MotoGP dan WSBK.
Program BUMN turut pula hadir menjadi penggerak ekonomi desa yang akan berdampak signifikan terhadap kelangsungan energi di daerah sekaligus penyerapan tenaga kerja, terutama oleh pengusaha menengah dan pengusaha daerah.
Seperti Pertamina, sebagai BUMN yang memiliki mandat untuk menyediakan BBM dan LPG ke seluruh pelosok negeri termasuk di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar), telah melaksanakan dua program yaitu Pertashop yang saat ini siap dan telah beroperasi mencapai 5.536 unit.
BBM Satu Harga mencapai 348 titik yang tersebar di wilayah 3 T di seluruh Indonesia atau PLN melalui Program Listrik Masuk Desa berhasil menyalurkan listrik sehingga rasio desa berlistrik di Indonesia saat ini telah mencapai 99,7%.
Dari peranan penting dan strategis dari perusahaan BUMN ini tentunya menjadi angin segar dalam merangkai rasa optimisme Indonesia menjadi negara maju.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)