
Kisah Gempa Turki, Secercah Keajaiban di Waktu yang Menipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin pekan lalu telah menimbulkan kerusakan yang hebat dan korban jiwa yang besar. Sejauh ini, angka korban tewas akibat bencana itu telah mendekati 40 ribu jiwa.
Namun, setelah hampir sepekan proses pencarian berlangsung, selalu ada keajaiban yang terjadi, yakni penemuan korban selamat di tengah reruntuhan. Padahal, mereka sudah sepekan tidak mendapatkan konsumsi makanan serta suhu di sekitar lokasi gempa yang sangat dingin.
"Seorang gadis muda bernama Miray ditemukan hidup-hidup di kota Adiyaman. Gadis lainnya berusia 10 tahun juga berhasil diselamatkan di Kahramanmaras," lapor media Reuters, Selasa (14/2/2023).
Selain itu, di Provinsi Hatay, turut dilaporkan seorang anak berusia 13 tahun ditarik keluar hidup-hidup setelah menghabiskan 182 jam di bawah puing-puing bangunan yang runtuh. Ia pun langsung dimasukan ke dalam ambulans untuk upaya medis lebih lanjut.
Meski begitu, masih ada korban-korban yang diketahui selamat namun belum dapat dievakuasi. Di kota Kahramanmaras, penyelamat mengatakan mereka melakukan kontak dengan seorang nenek, ibu dan bayi yang terperangkap di sebuah ruangan di sisa-sisa bangunan tiga lantai.
"Saya memiliki perasaan yang sangat kuat bahwa kami akan mendapatkannya. Ini sudah merupakan keajaiban. Setelah tujuh hari, mereka berada di sana tanpa air, tanpa makanan, dan dalam kondisi baik," papar kepala tim kesehatan sukarela Turki, Burcu Baldauf.
Petugas dan para relawan penyelamat pun masih berniat akan terus melakukan upaya evakuasi. Namun, beberapa saat ini berniat untuk mengecilkan proses evakuasi dan lebih berfokus pada bantuan bencana.
Di kota Aleppo, Suriah yang hancur, kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan fase penyelamatan 'hampir selesai'. Ia mengatakan saat ini fokus beralih ke tempat berlindung, makanan, dan sekolah.
"Presiden Suriah Bashar Al Assad telah setuju untuk mengizinkan lebih banyak bantuan PBB untuk mengakses negara yang dilanda perang itu dari Turki," kata para diplomat Senin malam.
Hingga saat ini, korban jiwa akibat gempa telah tercatat mencapai 36.217 jiwa. Ini adalah bencana alam paling mematikan keenam abad ini, setelah gempa tahun 2005 yang menewaskan sedikitnya 73.000 orang di Pakistan.
Akibat gempa ini, Turki menghadapi tagihan sebanyak US$ 84 miliar (Rp 1.278 triliun) untuk rekonstruksi kembali wilayah yang hancur karena gempa. Menteri Urbanisasi Turki Murat Kurum mengatakan sekitar 42.000 bangunan telah runtuh, sangat membutuhkan pembongkaran, atau rusak parah di sepuluh kota.
(luc/luc)
Next Article Gempa Turki & Suriah: Bayi Baru Lahir Selamat dari Reruntuhan
