
Terjerat Kemiskinan,Taliban "Restui" Penyelundupan Dolar

Meskipun bantuan itu tidak langsung memperkaya Taliban, dolar akhirnya masuk ke kas bank sentral. PBB sendiri belum bersedia memberikan komentar mengenai dana tersebut.
Selain dana PBB, rezim Taliban juga mengumpulkan pundi-pundi dolar AS dari tarif bea cukai yang beberapa di antaranya dikumpulkan dalam dolar.
"PBB sebenarnya mendukung mata uang afghani dengan menyediakan dolar ke pasar dan membeli afghani sebagai gantinya. Permintaan afghani sebenarnya diciptakan oleh PBB dan sumber lain termasuk penyelundup dolar," kata Torek Farhadi, mantan penasihat Dana Moneter Internasional di Washington.
Dalam setahun terakhir, afghani menguat sekitar 5,6% terhadap dolar pada Senin (06/02/23) yang membuatnya menjadi salah satu kinerja mata uang terkuat di dunia.
Mata uang afghanistan pulih menjadi sekitar 89,96 per dolar setelah mencapai titik terendah sepanjang masa 124,18 pada Desember 2021, beberapa bulan setelah Taliban kembali berkuasa.
Sebaliknya, rupee Pakistan merosot sekitar 37% terhadap mata uang AS selama setahun terakhir. Pelemahan tersebut merupakan salah satu yang terbesar dibandingkan mata uang lain.
Rupee bahkan pernah anjlok sekitar 10% dalam sehari pada akhir Januari lalu, penurunan terbesar dalam setidaknya dua dasawarsa.
Rupee anjlok saat pemerintah tengah bergulat menghadapi krisis setelah mereka melepaskan kendali atas nilai tukar guna memenangkan pinjaman yang sangat dibutuhkan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Pakistan juga sedang berjuang dengan dampak banjir yang mematikan, inflasi yang melambung, kerusuhan politik, dan cadangan devisa yang jatuh ke US$ 3,09 miliar pada pekan yang berakhir 27 Januari 2023. Posisi tersebut adalah yang terendah dalam sembilan tahun.
Menurut pejabat di Kementerian Keuangan Afghanistan, aktivitas smuggling meningkat pada pertengahan tahun lalu setelah Afghanistan meningkatkan ekspor batubara ke Pakistan.
Larangan penggunaan rupee Pakistan oleh Taliban sebagai alat pembayaran sah di Afghanistan juga menjadi pendorong bagi aktivitas penyelundupan.
Pasalnya, hal itu memaksa eksportir untuk melakukan perdagangan dalam mata uang dolar dan membawa kembali mata uang tersebut ke negara yang bersangkutan.
"Pasar kami pasti akan terpengaruh ketika mereka membeli dolar dari pasar lokal," kata Jameel Ahmad, Gubernur Bank Sentral Pakistan dalam wawancara singkat sebelum konferensi pers pada tanggal 23 Januari 2023 tentang kebijakan suku bunga negara tersebut.
Pakistan sedang mengalami tekanan di sektor energi sehingga memacu perdagangan barter untuk batubara Afghanistan.
Haji Mohammad Rasool, salah satu pedagang yang mengekspor batubara ke Pakistan mengatakan Pakistan adalah mitra dagang terbesarnya.
Ia membeli batubara dalam afghani dan menjualnya dalam rupee dengan harga mark up, mengubah rupee menjadi dolar dan mengirimkannya kembali ke Afghanistan melalui sistem Hawala tradisional untuk mentransfer dana.
Rasool menjelaskan mendapatkan dolar merupakan hal yang sulit di Pakistan yang juga sedang mengalami krisis keuangan.
Karena itulah, dia menggunakan pasar gelap di dekat perbatasan di tempat-tempat seperti Peshawar, di mana dia bersedia membayar hingga 10% lebih banyak dari harga acuan.
"Hampir semua pedagang melakukan hal yang sama. Kami "dilarang oleh Taliban untuk membawa rupee kembali ke negara ini," katanya
Taliban mendorong semua orang untuk membawa uang tunai dalam bentuk dolar, namun mereka memotong maksimum transfer dolar yang diizinkan keluar dari negara menjadi $5,000, kata Ahmad Wali Haqmal, seorang juru bicara kementerian keuangan.
Menurut Paracha dari kelompok pedagang mata uang Pakistan, masalah terletak pada "kesalahan" kebijakan imigrasi, perdagangan dan kontrol perbatasan Pakistan. Ribuan orang melintasi perbatasan setiap hari tanpa visa, katanya. Dan banyak di antaranya membawa dolar.
(mae)[Gambas:Video CNBC]