Sisi Gelap Afghanistan, 'Bocah' Jadi Budak Seks Pria Dewasa!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 September 2022 12:40
Golshan, a childcare worker, gets the children ready for school at the orphanage in Kabul, Afghanistan, October 12, 2021. Orphanages like this play an outsize role in Afghanistan, where tens of thousands of civilians have been killed in wars that have ravaged the country for more than 40 years. The lack of funding, which has hit charities, non-governmental organisations and ordinary Afghans since the hardline Islamist Taliban movement took back control of the country, is forcing orphanage director Ahmad Khalil Mayan (not pictured) into tough choices.
Foto: REUTERS/JORGE SILVA

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah tradisi di Afghanistan telah mendorong beberapa anak lelaki di negara itu untuk menjadi budak seks pria dewasa. Tradisi itu dinamakan bacha bazi.

Dalam laporan Detik.com secara harfiah, bacha bazi berarti anak laki-laki menari. Proses bacha bazi ini merupakan budaya menjadikan anak atau remaja laki-laki untuk menghibur pria dewasa.

Nantinya, dalam bacha bazi para anak laki-laki itu akan bernyanyi dan menari menggunakan atribut dan dandanan seperti perempuan. Mereka akan tampil di depan pria-pria dewasa dan tak jarang, mereka juga melihat nafsu seksual para lelaki di pesta tersebut.

Bacha bazi ini sudah ada sejak lama di Afghanistan. Dalam Budaya Afghanistan, dikenal sebuah konsep yang berbunyi perempuan untuk memberikan keturunan dan anak laki-laki untuk kepuasan.

Merujuk pada penelitian AIHRC pada 2014, 33% dari pelaku bacha bazi ini telah digunakan sebagai budak seks dan 31% mengatakan mereka harus menghibur pria dewasa terlebih dahulu sebelum memuaskan nafsunya.

Tak hanya itu, 58% dari pemain bacha bazi mengalami kekerasan dari pemiliknya. Mereka mengalami pemukulan, pengurungan, bahkan ancaman pembunuhan.

Dalam pandangan Winterdyk dalam bukunya yang berjudul Human Trafficking: Exploring The International Nature, Concerns, and Complexities, bacha bazi awalnya hanya ditemukan di masyarakat Pashtun di Afghanistan Utara.

Namun akibat adanya tekanan, budaya itu tersebar hampir seluruh Afghanistan. Bahkan, bacha bazi telah menjadi tolak ukur prestise bagi pria dewasa.

Bacha bazi sendiri sempat dilarang ketika Taliban berkuasa pada 1996-2001. Namun, budaya itu kembali muncul ketika kelompok berhaluan Islam runtuh.

Pada 2017, pemerintah Afganistan kembali melarang bacha bazi karena kekhawatiran anak laki-laki akan dititipkan ke pria dewasa yang tidak bertanggung jawab.

Ulama Islam bahkan juga pernah menyerukan agar tradisi berabad-abad dihentikan. Mereka juga mengatakan siapapun yang terlibat harus dirajam karena sodomi dilarang dalam hukum Islam.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Viral Taliban Buat Supercar Sendiri, Ini Penampakannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular