Terungkap! Ini Awal Mula Listrik RI Bisa Sampai Kelebihan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
06 February 2023 14:40
Ahli: Lebih Kapasitas Listrik Bebani PLN Tapi Jangan Hambat EBT(CNBC Indonesia TV)
Foto: Ahli: Lebih Kapasitas Listrik Bebani PLN Tapi Jangan Hambat EBT(CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan kelebihan pasokan listrik yang terjadi saat ini sejatinya disebabkan karena adanya mismatch antara proyeksi permintaan dan realisasi. Terutama pada pembangunan mega proyek pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu Mega Watt (MW).

Menurut Fabby, isu kelebihan pasokan listrik di Indonesia sebetulnya bukan persoalan baru. Pasalnya, sejak 2015 hingga 2020 sebelum pandemi Covid-19 terjadi, permintaan listrik di sistem PLN tidak pernah tumbuh di atas 5%.

"Karena memang ada mismatch antara proyeksi permintaan menjadi basis perencanaan 35 GW dengan realisasi. Nah ini bukan hal baru kalau kita lihat sejak 2015 sampai 20202 sebelum pandemi sebenarnya permintaan Listrik kita nggak pernah tumbuh di atas 5% yang saya maksud adalah di sistem PLN," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (6/2/2023).

Berbeda dengan permintaan listrik di luar Wilayah Usaha (WILUS) PLN seperti di daerah-daerah kawasan ekonomi khusus, kawasan industri yang mengalami peningkatan. Misalnya seperti di Sulawesi, Maluku yang pertumbuhannya cukup tinggi.

"Oleh karena itu tadi dibilang Pak Herman kalau bahwa pertumbuhannya 6% karena ini juga memasukkan pertumbuhan listrik di luar wilayah usaha PLN sehingga kalau yang PLN ya semuanya dibawah 5% dan ini karena sebagian besar tumbuhnya ada di Jawa dan di Sumatera," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia mulai menggeliat. Hal tersebut dapat terlihat dari konsumsi listrik pada tahun lalu yang mulai tumbuh.

Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan konsumsi listrik pada tahun 2022 lalu rata-rata telah mencapai 6,15%. Ini menjadi indikator bahwa ekonomi RI mulai bergerak.

"Tahun 2022 angkanya 6,15% pertumbuhan listrik, ini angka dari PLN dan kami juga meyakini konsumsi listrik di luar yang disediakan PLN pun sama," kata dia dalam Sosialisasi Permen ESDM No 16 Tahun 2022, Selasa (24/1/2023).

Lebih lanjut, Dadan menyebut bahwa Indonesia telah melewati masa masa yang menurutnya cukup menantang. Mengingat, di satu sisi harus memastikan penyediaan listrik tetap andal, di sisi lain juga harus memastikan bahwa harga listrik yang diterima masyarakat terjangkau.

"Itu salah satu yang menjadi background dari kami mendesain dari pengaturan dari nilai ekonomi karbon untuk sektor ketenagalistrikan," kata dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hot News: Listrik 450 VA Tak Dihapus Hingga AS-China Panas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular