Nih Kondisi Dunia Usaha 2022: Tak Sedikit yang Terseok-seok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 tumbuh 5,31% secara tahunan (year on year/yoy). Beberapa sektor menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia sepanjang 2022.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, sumber pertumbuhannya terbesar dari industri pengolahan sebesar 1,01%, naik dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya mencapai 0,7%.
"Pada tahun 2022, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 1,01%," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).
Kemudian, sektor lainnya yang menyumbang pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 yaitu transportasi dan pergudangan 0,73%, kemudian perdagangan 0,72% dan informasi dan komunikasi 0,48%, dan sektor lainnya memberikan andil 2,37%.
Sektor yang terseok-seokĀ antara lain jasa pendidikan, real estate, jasa keuangan, konstruksi dan jasa kesehatan.
![]() |
Adapun distribusi ke pertumbuhan ekonomi berdasarkan pengeluaran, seluruh komponen mengalami pertumbuhan. Kecuali konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi sebesar 4,51%.
"Kontraksi sebesar 4,51% disebabkan oleh penurunan belanja barang dan jasa, dan realisasi bansos untuk jaminan sosial," jelas Margo.
Adapun dari sisi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menyumbang 29,08% terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dilanjutkan ekspor yang menyumbang 24,49%.
Serta konsumsi pemerintah yang hanya menyumbang 7,66%. Sementara impor mengalami kontraksi hingga 20,9%. Adapun konsumsi LNPRT menyumbang 1,17% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022.
"Komponen ekspor-impor mengalami pertumbuhan tinggi. Ekspor didorong oleh windfall komoditas unggulan. Sementara peningkatan impor didorong kenaikan impor barang modal dan bahan baku, jelas Margo.
"Konsumsi rumah tangga dan PMTB (investasi fisik) masih merupakan penyumbang utama PDB pada tahun 2022 dengan akumulasi kontribusi sebesar 80,95%," jelas Margo lagi.
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi 8 Tahun Jabat Presiden, Apa Kabar Target Ekonomi 7%?
