Kena Skandal-Harta 'Raib', Gautam Adani Terpaksa Lakukan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerasi asal India, Adani Group, berencana untuk memangkas rencana belanja modalnya. Hal ini dilaporkan surat kabar Mint pada Senin (6/2/2023), mengutip para narasumber yang mengetahui pengembangan tersebut.
Rencana ini muncul beberapa hari setelah perusahaan utama konglomerat Gautam Adani itu membatalkan penjualan saham senilai US$ 2,5 miliar dan terjerat skandal yang menyebabkan hilangnya nilai pasar secara signifikan.
"Dengan memberikan lebih banyak jaminan dalam bentuk janji saham kepada pemberi pinjaman, grup tersebut dapat memoderasi rencana belanja modalnya di beberapa bisnisnya," menurut laporan surat kabar itu, sebagaimana dikutip Reuters.
Surat kabar itu juga mengatakan perusahaan membutuhkan 16-18 bulan untuk pertumbuhan dalam bisnis tertentu, bukan sesuai target 12 bulan. Ini menandakan Adani akan kembali ke laju pertumbuhan biasanya setelah keadaan normal kembali.
"Grup akan menggunakan saluran pendanaan alternatif dari akrual internal, pendanaan ekuitas promotor, dan penempatan pribadi untuk mendanai proyek," kata laporan Mint.
Selain itu, menurut para bankir, pemberi pinjaman domestik Grup Adani tidak berencana untuk menghentikan Adani memanfaatkan jalur kredit yang terkena sanksi tetapi tidak terpakai. Mereka khawatir hal itu dapat menjadi bumerang dan menyebabkan gagal bayar.
Saham perusahaan Grup Adani telah kehilangan lebih dari setengah nilai pasarnya dengan gabungan hingga US$ 110 miliar atau setara Rp 1.650 triliun (kurs Rp 15.000) akibat dituding melakukan penipuan dan pencucian uang oleh sebuah laporan riset dari Hindenburg Research.
Grup Adani sendiri milik miliarder India yang juga salah satu orang terkaya di dunia, Gautam Adani. Perusahaan itu memiliki tambang, pelabuhan, dan pembangkit listrik.
Perusahaan juga melakukan diversifikasi ke bandara, pusat data, dan pertahanan. Perusahaan juga baru-baru ini memasuki sektor semen dengan membeli aset pabrik semen Holcim (HCMLY) di India dan juga berencana untuk mendirikan pabrik aluminium.
(luc/luc)