Warning! Ada Kabar Tekstil China Cs Mau Serbu RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri dibuat tidak tenang melihat kondisi perekonomian dunia. Misal, turunnya daya beli di beberapa negara.
Hal ini ditakutkan berdampak pada Indonesia. Para pengusaha TPT di luar negeri sana tentu akan membidik pasar baru agar produknya laku terjual. Salah satu pasar potensial yang diincar adalah Indonesia.
"Di Bangladesh dan China juga sama turun permintaan signifikan, maka kita harus menjaga domestiknya. Di Maret-April (ada) momen lebaran ini harus dipastikan pasar ini untuk industri dalam negeri," ungkap Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/1/23).
Negara-negara pengekspor TPT dari berbagai negara pun mulai menyasar untuk masuk Indonesia. Indonesia dipandang sebagai pasar yang besar dengan tingkat daya beli yang lebih baik.
"Indonesia bukan satu-satunya negara pengekspor TPT. Bangladesh, India, China jauh di atas Indonesia. Ekspor Indonesia mencakup 30%, 70% TPT mengandalkan domestik. Ditambah negara pengekspor TPT mereka cari market baru, jangan sampai masuk Indonesia yang daya beli kita lebih baik dari negara lain," sebutnya.
Biasanya setiap tahun, momen Ramadhan dan Idul Fitri menjadi waktu dimana daya beli masyarakat Indonesia meningkat karena adanya Tunjangan Hari Raya. Mencari pakaian baru pun menjadi kebiasaan setiap tahunan. Jangan sampai, baju yang mereka beli kebanyakan produk impor.
"Kita harapkan pasar ini diamankan untuk pasar domestik. Pemulihan resesi mungkin baru terjadi di tengah 2024, masa ini menjadi momen sulit bagi industri nasional," sebutnya.
(fys/wur)