Jokowi Akan Setop Ekspor Tembaga di 2023, Ini Respons MIND ID

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
11 January 2023 19:14
Chairman of the Board and Chief Executive Officer Freeport-McMoran, Richard C. Adkerson di acara Orasi Ilmiah Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal yang di selenggarakan oleh Kementerian Investasi/BKPM dan PT Freeport Indonesia
Foto: Chairman of the Board and Chief Executive Officer Freeport-McMoran, Richard C. Adkerson di acara Orasi Ilmiah Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal yang di selenggarakan oleh Kementerian Investasi/BKPM dan PT Freeport Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan akan menutup keran ekspor bahan mineral mentah, termasuk konsentrat tembaga, pada pertengahan tahun 2023 ini.

Hal ini tak lain ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah dari proses hilirisasi atau pemurnian komoditas tembaga di dalam negeri.

Lantas, bagaimana nasib perusahaan yang selama ini masih mengekspor konsentrat tembaga, seperti PT Freeport Indonesia?

MIND ID, Holding BUMN Pertambangan yang juga merupakan induk PT Freeport Indonesia, turut buka suara terkait hal ini.

Kepala Divisi Institutional Relations MIND ID Niko Chandra mengatakan bahwa dalam ketentuan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia, PTFI dapat melakukan ekspor produk hasil pengolahan hingga beroperasinya smelter tembaga baru yang dibangun di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur.

Smelter baru tersebut diperkirakan bakal beroperasi pada 2024.

"Dalam ketentuan IUPK PTFI, PTFI dapat melakukan ekspor produk hasil pengolahan hingga beroperasinya smelter baru," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/1/2023).

Dia juga menekankan bahwa perkiraan beroperasinya smelter baru PTFI pada 2024 tersebut karena sempat terkendala oleh pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun belakangan.

Namun begitu, Niko mengatakan bahwa pihaknya dan juga PTFI terus melakukan akselerasi agar smelter yang sedang dibangun ini bisa beroperasi lebih cepat.

"Perlu dicermati, dinamika pandemi Covid-19 yang telah melanda beberapa tahun terakhir menjadi tantangan dalam pelaksanaan pembangunan smelter ini, namun PTFI terus melakukan langkah-langkah akselerasi untuk percepatan pembangunan smelter," tuturnya.

Menurutnya, dampak dari pandemi Covid-19 pada progres pembangunan fisik smelter ini bisa menjadi pertimbangan pemerintah dalam menjalankan amanat Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), khususnya terkait waktu pelaksanaan batas waktu ekspor mineral mentah.

"Kondisi eksternal ini tentunya menjadi pertimbangan tersendiri dalam implementasi amanah UU No. 3 Tahun 2020 terkait timing untuk batas waktu ekspor produk pengolahan mineral," ucapnya.

"Dukungan pemerintah dalam keberlanjutan bisnis PTFI juga menjadi kunci utama untuk percepatan penyelesaian pembangunan smelter ini," lanjutnya.

Seperti diketahui, PTFI memastikan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru yang berada di Gresik, Jawa Timur dapat beroperasi pada 2024 mendatang.

Sampai akhir 2022, progres pembangunan fisik smelter ini diperkirakan mencapai 50%.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas sempat menuturkan proyek smelter baru ini dapat beroperasi pada 2024.

"Progres sekarang sudah per akhir November sudah 47,4% diharapkan akhir tahun ini 10 hari lagi itu bisa mencapai 50%. Dan di akhir 2023 ini physical construction mechanical completion sudah selesai tinggal kita commissioning hingga Mei 2024 sudah mulai berproduksi," kata Tony dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Selasa (27/12/2022).

Seperti diketahui, awal pembangunan smelter baru Freeport ini dilakukan pada Oktober 2021 lalu yang juga turut disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Smelter dengan nilai investasi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun ini disebutkan akan menjadi smelter single line terbesar di dunia. Smelter baru ini akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi produk 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Saat ini PTFI juga telah memiliki satu smelter yang telah beroperasi - juga berlokasi di Gresik. Perusahaan bekerja sama dengan Mitsubishi membentuk PT Smelting. Smelter PT Smelting yang telah dibangun sejak 1996 lalu memproduksikan 300 ribu ton katoda tembaga dari hasil olahan sekitar 1 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya.

Adapun kepemilikan saham PTFI di PT Smelting saat ini baru sebesar 40%. Namun demikian, perusahaan berencana untuk menambah kepemilikan saham menjadi 66%.

Penambahan saham ini karena PT Smelting kini juga dalam proses ekspansi atau peningkatan kapasitas. Adapun peningkatan kapasitas di smelter yang telah ada tersebut direncanakan akan naik 30% atau sekitar 300 ribu ton konsentrat per tahun.

Dengan demikian, kapasitas pengolahan konsentrat tembaga PT Smelting akan naik menjadi 1,3 juta ton dari saat ini 1 juta ton per tahun.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Akhir Jabatan Jokowi, Biaya Akuisisi Freeport Balik Modal!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular