
Di Akhir Jabatan Jokowi, Biaya Akuisisi Freeport Balik Modal!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan segera mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI pada Oktober 2024 mendatang.
Di akhir masa jabatannya itu pula biaya akuisisi RI atas saham Freeport McMoran (FCX) di PT Freeport Indonesia senilai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu bisa balik modal.
Pasalnya, setoran dividen dari PT Freeport Indonesia ke MIND ID, Holding BUMN Pertambangan yang mewakili kepemilikan RI, diperkirakan akan semakin meningkat pada 2023 dan 2024 mendatang.
Hingga 2024 PTFI diperkirakan akan memberikan setoran dividen kepada MIND ID setara dengan nilai akuisisi tersebut, atau bahkan lebih.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas.
"Biaya akuisisi yang dikeluarkan MIND ID untuk akuisisi Freeport itu lunas di tahun 2024," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (28/12/2022).
Dia menyebut, sampai saat ini, PTFI sudah menyetorkan dividennya kepada MIND ID sebesar US$ 900 juta atau setara dengan Rp 14 triliun.
"Pemerintah kan waktu beli PTFI melalui MIND ID menerbitkan obligasi senilai US$ 3,85 miliar. Jadi biaya untuk akuisisi Freeport itu US$ 3,85 miliar. Sampai saat ini, kami sudah memberikan dividen kepada MIND ID itu US$ 900 juta," tuturnya.
Lebih lanjut, Tony mengatakan, PTFI akan menyetorkan lebih banyak lagi dividen kepada MIND ID ke depannya.
Dia menyebutkan, pada 2023 mendatang PTFI akan memberikan dividennya hingga sebesar US$ 1,6 miliar atau setara Rp 25 triliun. Dengan catatan, hal itu bisa tercapai bila harga tembaga masih berkisar di angka US$ 4 per pon.
Kemudian pada 2024, Tony menyebutkan akan kembali membayar dividen hingga US$ 1,6 miliar. Dengan demikian, menurutnya biaya akuisisi sudah bisa dibilang lunas atau bahkan melebihi dari nilai awal yaitu US$ 3,85 miliar.
"Tahun depan itu sekitar US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,6 miliar apabila harga tembaga di sekitar US$ 4. Dan tahun 2024 juga sekitar US$ 1,6 miliar. Jadi kalau ditotal sampai 2024 itu sudah lebih dari US$ 3,85 miliar. Sehingga itu sudah bisa dibilang lunas lah," pungkasnya.
Dia mengungkapkan saat ini kinerja perusahaan berjalan lancar sesuai rencana. Pada tahun-tahun mendatang pun dia berharap harga tembaga akan terus berada di angka US$ 4 per pon dan harga emas berada di angka US$ 1.800 per ons.
"Rencana berjalan dengan lancar dan semoga harga tembaga bisa tetap di sekitar US$ 4 dan emas juga bisa sekitar US$ 1.800 per ounce atau bahkan lebih tinggi. Sehingga bisa cepat tercapai pengembalian investasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengakuisisi PTFI," jelasnya.
Seperti diketahui, pada 2018 lalu, Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51,2% melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID atau sebelumnya atas nama PT Inalum (Persero).
Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Akan Setop Ekspor Tembaga di 2023, Ini Respons MIND ID