MIND ID Ungkap Alasan Pabrik Tembaga Freeport Tak Kelar 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan akan melarang ekspor konsentrat tembaga mulai pertengahan tahun 2023 ini.
Namun sayangnya, hingga pertengahan tahun 2023 ini diperkirakan tak ada tambahan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru yang beroperasi. Dampaknya, perusahaan yang selama ini masih mengekspor konsentrat tembaga berpotensi terkena imbas kebijakan pelarangan ekspor konsentrat tembaga.
Smelter tembaga baru diperkirakan baru akan beroperasi pada 2024 mendatang. Salah satunya adalah smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berada di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur.
Proyek smelter tembaga tersebut mulai dibangun sejak 12 Oktober 2021. Yang mana, proses groundbreaking-nya turut disaksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu.
Kepala Divisi Institutional Relations MIND ID Niko Chandra menjelaskan bahwa smelter baru PT Freeport Indonesia ini memang diperkirakan belum bisa beroperasi pada 2023 ini. Menurutnya, hal ini dikarenakan adanya tantangan eksternal yang dihadapi dalam proses pembangunan smelter ini, salah satunya adalah pandemi Covid-19.
Namun demikian, lanjutnya, pihaknya dan PTFI terus berupaya agar progres pembangunan smelter ini bisa dipercepat, sehingga bisa beroperasi lebih cepat dari perkiraan awal.
"Perlu dicermati, dinamika pandemi Covid-19 yang telah melanda beberapa tahun terakhir menjadi tantangan dalam pelaksanaan pembangunan smelter ini, namun PTFI terus melakukan langkah-langkah akselerasi untuk percepatan pembangunan smelter," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/1/2023).
Menurutnya, dampak dari pandemi Covid-19 pada progres pembangunan fisik smelter ini bisa menjadi pertimbangan pemerintah dalam menjalankan amanat Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), khususnya terkait waktu pelaksanaan batas waktu ekspor mineral mentah.
"Kondisi eksternal ini tentunya menjadi pertimbangan tersendiri dalam implementasi amanah UU No. 3 Tahun 2020 terkait timing untuk batas waktu ekspor produk pengolahan mineral," ucapnya.
"Dukungan pemerintah dalam keberlanjutan bisnis PTFI juga menjadi kunci utama untuk percepatan penyelesaian pembangunan smelter ini," lanjutnya.
Dia juga menyebutkan bahwa pihaknya dan PTFI juga terus melakukan koordinasi yang intensif dengan kementerian terkait guna menentukan langkah-langkah yang tepat ke depannya.
"MIND ID dan PTFI akan terus berkoordinasi intens dengan kementerian terkait. Termasuk secara internal, kami melakukan konsolidasi untuk langkah-langkah yang akan ditempuh, baik oleh PTFI maupun MIND ID," ucapnya.
Seperti diketahui, PTFI memastikan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga yang berada di Gresik, Jawa Timur dapat beroperasi pada 2024 mendatang. Adapun pembangunan smelter hingga akhir 2022 ditargetkan dapat mencapai 50%.
Hal tersebut sempat diungkapkan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas.
"Progres sekarang sudah per akhir November sudah 47,4% diharapkan akhir tahun ini 10 hari lagi itu bisa mencapai 50%. Dan di akhir 2023 ini physical construction mechanical completion sudah selesai tinggal kita commissioning hingga Mei 2024 sudah mulai berproduksi," kata Tony dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Selasa (27/12/2022).
Smelter dengan nilai investasi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun ini disebutkan akan menjadi smelter single line terbesar di dunia. Smelter baru ini akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi produk 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.
Saat ini PTFI juga telah memiliki satu smelter yang telah beroperasi - juga berlokasi di Gresik. Perusahaan bekerja sama dengan Mitsubishi membentuk PT Smelting. Smelter PT Smelting yang telah dibangun sejak 1996 lalu memproduksikan 300 ribu ton katoda tembaga dari hasil olahan sekitar 1 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya.
[Gambas:Video CNBC]
Jokowi Akan Setop Ekspor Tembaga di 2023, Ini Respons MIND ID
(wia)