Internasional

Jepang Mau 'Usir' Warga dari Tokyo-Beri Ratusan Juta, Kenapa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 03/01/2023 20:10 WIB
Foto: REUTERS/KIM KYUNG-HOON

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang tiba-tiba mau 'mengusir' warga dari Tokyo. Ini bukan hal negatif melainkan untuk mencegah penuaan populasi di wilayah lain di Negeri Sakura itu.

Pemerintah bahkan akan menawarkan insentif terhadap keluarga dengan anak yang ingin pindah, hingga 1 juta yen atau Rp 120 juta per anak yang dimiliki. Kebijakan ini akan dimulai pada April mendatang.

"Pembayaran akan ditawarkan kepada keluarga yang tinggal di 23 bangsal inti Tokyo dan prefektur sabuk komuter tetangga Saitama, Chiba dan Kanagawa," ujar laporan itu dikutip The Guardian, Selasa (3/1/2023).


"Untuk menerima tunjangan, keluarga harus pindah ke luar wilayah Tokyo yang lebih besar, meskipun beberapa dapat menerima uang tunai jika mereka pindah ke daerah pegunungan yang terletak di dalam batas kota," kata kantor berita Kyodo, mengutip pejabat.

Sekitar 1.300 kota di Jepang sendiri telah bergabung dalam skema tersebut. Mereka berharap dapat memanfaatkan perubahan sikap publik setelah pandemi yakni bekerja jarak jauh.

Namun untuk mendapatkan uang ini ada persyaratan yang diperlukan. Mereka harus tinggal di rumah baru mereka setidaknya selama lima tahun.

Salah satu anggota rumah tangga juga harus bekerja atau berencana untuk membuka usaha baru di sana. Mereka yang pindah sebelum lima tahun berlalu harus mengembalikan uang tunai yang diberikan

Para pejabat berharap jumlah yang ditawarkan akan mendorong keluarga dengan anak-anak berusia hingga 18 tahun untuk merevitalisasi wilayah dan mengurangi tekanan pada ruang dan layanan publik di Tokyo. Ibu kota negara itu sendiri kini memiliki populasi sekitar 35 juta.

"Pada prinsipnya, keluarga yang pindah menerima 1 hingga 3 juta yen per rumah tangga asalkan mereka memenuhi salah satu dari tiga kriteria: bekerja di perusahaan kecil atau menengah di daerah tempat mereka pindah; melanjutkan pekerjaan lama mereka melalui kerja jarak jauh; atau memulai bisnis di rumah baru mereka," menurut surat kabar bisnis Nikkei.

"Pemerintah berharap 10.000 orang akan pindah dari Tokyo ke daerah pedesaan pada tahun 2027," tambahnya.

Upaya terbaru untuk menghidupkan kembali wilayah tersebut dilakukan di tengah penurunan populasi Jepang. Populasi ekonomi terbesar ketiga di dunia itu mengalami rekor penurunan 644.000 pada 2020-2021.

Jumlah populasi Jepang diperkirakan akan menyusut dari 125 juta saat ini menjadi 88 juta pada tahun 2065. Sementara jumlah orang yang berusia di atas 65 tahun terus bertambah, angka kelahiran tetap sangat rendah yaitu 1,3 anak. 


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Beras di Jepang 'Meroket', Memicu Inflasi Inti