Xi Jinping Buka Suara soal Covid China, Sampaikan Pesan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping menyerukan lebih banyak upaya dan persatuan di negara itu untuk memerangi pandemi. Hal ini disampaikannya dalam pidato Tahun Baru, Minggu (1/1/2023).
Dalam kesempatan itu, Xi mengatakan China telah mengatasi kesulitan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pertempuran melawan Covid. Ia menjabarkan bahwa kebijakan penanganan Covid China dioptimalisasi tergantung dari situasi dan kondisi yang ada.
"Sejak merebaknya epidemi ... mayoritas kader dan massa, terutama tenaga medis, pekerja akar rumput menghadapi kesulitan dan dengan berani bertahan," kata Xi dalam pidato itu dikutip The Guardian.
"Saat ini pencegahan dan pengendalian wabah memasuki babak baru, masih masa perjuangan, semua orang gigih dan bekerja keras, dan fajar sudah di depan mata. Mari bekerja lebih keras, ketekunan berarti kemenangan, dan persatuan berarti kemenangan."
Awal bulan ini, China beralih dari kebijakan 'nol-Covid' yang telah dipertahankannya selama hampir tiga tahun terakhir. Langkah ini diambil mengikuti protes warga yang cukup langka terjadi di negara itu.
Walau begitu, peralihan ini justru menyebabkan wabah di negara itu menjadi tak terkendali. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan hal ini terjadi karena rendahnya angka kekebalan warga, utamanya pada kelompok lansia yang tak mau divaksin, di mana kondisi ini mampu menaikan jumlah kasus harian.
Melonjaknya wabah juga menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam kegiatan ekonomi dan kekhawatiran internasional, dengan Inggris dan Prancis menjadi negara terbaru yang memberlakukan pembatasan pada pelancong dari China.
Sementara itu, di tengah lonjakan wabah, warga China tetap antusias dalam merayakan Tahun Baru. Di Wuhan, pusat wabah Covid hampir tiga tahun lalu, ribuan orang berkumpul untuk memperingati Malam Tahun Baru dan merenungkan pandemi.
Banyak yang melepaskan balon ke langit ketika jam berdentang tengah malam, sesuai dengan tradisi di kota China Tengah itu. Beberapa datang dengan pakaian mewah dan hampir semua yang hadir mengenakan topeng saat negara tersebut mengalami gelombang Covid yang semakin cepat setelah pembatasan dicabut.
"Pada tahun lalu, saya merasa Covid-19 sangat serius dan beberapa anggota keluarga saya dirawat di rumah sakit," kata seorang siswa sekolah menengah berusia 17 tahun, bermarga Wang.
"Saya berharap mereka akan sehat di tahun baru. Ini adalah hal yang paling penting."
Polisi menggunakan pengeras suara di sejumlah lokasi, melontarkan pesan singkat berulang kali yang memberitahu orang-orang untuk tidak berkumpul. Namun tampaknya hal tidak diperhatikan oleh warga yang berkumpul.
Di Shanghai, yang seperti banyak kota di China pada tahun 2022 dikunci dalam waktu lama, banyak yang memadati jalan tepi sungai yang bersejarah, The Bund.
"Kami semua datang dari Chengdu untuk merayakannya di Shanghai," kata Da Dai, seorang eksekutif media digital berusia 28 tahun yang bepergian dengan dua temannya.
"Kami sudah terjangkit Covid, jadi sekarang merasa aman untuk bersenang-senang."
(luc/luc)