
Covid Menggila, AS Bakal Perketat Aturan Masuk Warga China

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan pemberlakuan aturan Covid baru bagi pelancong dari China. Negeri Paman Sam khawatir atas data terkait virus yang dirilis oleh pemerintah Beijing belum lama ini.
"Ada kekhawatiran yang meningkat di komunitas internasional tentang lonjakan Covid-19 yang sedang berlangsung di China dan kurangnya data transparan, termasuk data urutan genom virus, yang dilaporkan dari RRT," kata para pejabat dalam sebuah pernyataan Selasa (27/12/2022) malam, mengutip CNBC International.
"Tanpa data ini, makin sulit bagi pejabat kesehatan masyarakat untuk memastikan bahwa mereka akan dapat mengidentifikasi potensi varian baru dan mengambil langkah cepat untuk mengurangi penyebarannya," kata para pejabat tersebut.
Pertimbangan AS ini mengikuti aturan Jepang yang memberlakukan tes Covid negatif untuk pelancong dari daratan China mulai 30 Desember 2022. Langkah ini diambil setelah China menghadapi lonjakan tajam infeksi setelah menghapus kebijakan nol-Covid.
Wisatawan dari China tanpa sertifikat vaksinasi yang sah juga akan diminta untuk mengikuti tes pra-keberangkatan, menurut kementerian kesehatan Jepang. Namun tindakan tersebut tidak akan berlaku bagi mereka yang bepergian dari Hong Kong dan Makau.
Pejabat AS menyebutkan Malaysia juga mengambil tindakan sementara India dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keprihatinan mereka tentang situasi di China.
"AS mengikuti ilmu pengetahuan dan saran dari pakar kesehatan masyarakat, berkonsultasi dengan mitra, dan mempertimbangkan untuk mengambil langkah serupa yang dapat kami ambil untuk melindungi rakyat Amerika," kata pejabat tersebut.
Ketika dimintai komentar tentang aturan baru dari Jepang dan negara lain, Kementerian Luar Negeri China menekankan perlunya langkah-langkah "berbasis sains", tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Situasi Covid saat ini di dunia terus menuntut pendekatan respons berbasis sains dan upaya bersama untuk memastikan perjalanan lintas batas yang aman, menjaga industri global dan rantai pasokan tetap stabil, dan memulihkan pertumbuhan ekonomi dunia," jelas wakil direktur jenderal Wang Wenbin kepada wartawan dalam briefing hari Selasa.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Berdamai' dengan Covid, Kegiatan Warga China Mulai Bergeliat