Internasional
Covid China 'Makan Korban' Tetangga RI: Singapura 'Pening'

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid-19 China membuat Singapura 'pening'. Bagaimana tidak, ramai-ramai warga China yang ada di negara itu, mengantre untuk mengirimkan obat flu ke China.
Dalam laporan media Singapura Channel News Asia (CNA), mulai terlihat antrean di depan Shun Xing Express, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam layanan kurir ke China. Antrean diisi oleh keluarga warga China yang saat ini sedang mencari obat-obatan.
Seorang karyawan mengatakan bahwa sejak Selasa, Shun Xing harus membatasi jumlah pelanggan yang mengirim pasokan medis ke China menjadi 50 per hari. Pelanggan yang mengirimkan persediaan non-medis tidak dikenakan batasan ini.
"Ini setelah terlalu banyak orang datang untuk mengirim obat pada hari Senin, membentuk antrian yang memanjang sampai ke halte bus," ujar salah satu karyawan pengiriman itu dikutip Selasa, (27/12/2022).
Shun Xing juga membatasi delapan kotak obat penghilang rasa sakit Panadol atau obat tradisional Tiongkok Lianhua Qingwen untuk dikirimkan ke satu alamat. Untuk pengiriman dengan kuantitas ini dikenakan biaya 10 dolar Singapura atau setara Rp 116 ribu lalu untuk obat lain, seperti sirup obat batuk, dibebankan berdasarkan berat.
Selain di Shun Xing, antrean pengiriman juga terbentuk di unit yang masih tertutup milik Anjie International Express. Seorang wanita dari Jiangsu, yang hanya ingin dikenal sebagai Ms Lu, bergabung dalam antrean setelah gagal mendapatkan nomor antrean di Shun Xing meskipun tiba pada pukul 8 pagi.
Ms Lu bermaksud untuk mengirimkan vitamin dan obat demam anak-anak kepada kerabatnya. Ia menyebut hampir tidak mungkin menemukan obat demam anak-anak di China, dan bahwa dia telah mendengar desas-desus tentang harga selangit hingga 1.000 yuan (Rp 2,2 juta) untuk dua kotak obat.
Pemandangan serupa juga terlihat di toko obat. Staf apotek mengaku mulai mengamati banyak orang China membeli Panadol dalam beberapa hari terakhir hingga tak tersisa. Selain Panadol, rata-rata warga Negeri Tirai Bambu membeli Nurofen hingga habis terjual.
Kementerian Kesehatan Singapura sendiri pada Rabu pekan lalu mengatakan pihaknya menyadari meningkatnya permintaan obat bebas untuk mengobati demam, batuk dan pilek. Mereka juga meminta warga untuk membeli obat-obatan secukupnya.
"Kami bekerja sama dengan peritel dan apotek ritel untuk memastikan bahwa obat-obatan ini tersedia bagi warga Singapura yang membutuhkan," tambah kementerian tersebut.
Sebelumnya, obat-obatan dilaporkan mulai langka di China setelah adanya lonjakan infeksi virus corona pasca kontrol nol-Covid dilonggarkan Beijing secara signifikan. Disebutkan jutaan orang China telah berjuang untuk menemukan obat penghilang rasa sakit dan obat demam untuk meredakan gejala Covid-19.
Selain Singapura, Taiwan juga mengalami situasi serupa. Di wilayah itu, warga berbondong-bondong memborong obat demam dengan tujuan menjualnya kembali ke Negeri Tirai Bambu.
Otoritas kesehatan Taiwan mengatakan banyak apotek yang kehabisan obat seperti Panadol. Merek parasetamol itu diproduksi oleh Haleon Plc yang berbasis di Inggris.
"Memang benar ada pembelian merek Panadol (paracetamol) khusus ini di seluruh Taiwan. Kami terus memantau situasi serta kondisi penawaran dan permintaan pasar farmasi di Taiwan," kata Menteri Kesehatan Hsueh Jui-yuan pekan lalu.
[Gambas:Video CNBC]
5 Fakta Baru Covid China: Antrean Jenazah-Pakai Vaksin Pfizer
(sef/sef)