Harga Komoditas Diprediksi Anjlok, Ini Andalan RI Tahun Depan

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
07 December 2022 16:25
Kunjungan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Tambang Grasberg, Freeport. (Instagram @smindrawati)
Foto: Kunjungan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Tambang Grasberg, Freeport. (Instagram @smindrawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mewanti-wanti harga komoditas khususnya komoditas pertambangan yang akan mengalami penurunan pada tahun depan. Penurunan harga komoditas itu menimbang kondisi dunia yang tidak menentu.

Akibat dari turunnya harga-harga komoditas seperti halnya batu bara, timah, nikel hingga tembaga, Indonesia tidak bisa mengandalkan hal itu untuk mengerek nilai ekonomi dalam negeri. Makanya tahun depan, Indonesia berharap pada masuknya investasi khususnya dari luar negeri.

Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengungkapkan kondisi dunia yang tidak menentu turut berdampak ke sektor lainnya. Seto menyebutkan harga komoditas hasil tambang seperti tembaga dan timah turut mengalami kelesuan.

Lalu apa jurus jitu Indonesia dalam mengantisipasi kelesuan atas harga komoditas dalam negeri?

Seto menyebutkan menurunnya harga komoditas tentunya berpengaruh pada ekspor Indonesia yang ikut menurun. Oleh karena itu, satu-satunya upaya dorongan yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan menggenjot investasi ke dalam negeri. "Jadi daya dorong ekspor itu juga akan berkurang harapan kita satu-satunya adalah investasi," pungkasnya.

Tidak ketinggalan, Seto menyebutkan bahwa jenis investasi yang diharapkan dapat menyokong pertumbuhan ekspor komoditas tambang dalam negeri adalah foreign direct investment (FDI). Seto klaim Investasi FDI dapat menjadi sangat penting mengingat investasi ini berasal dari luar negeri.

Seto menjelaskan bahwa investasi lainnya seperti Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) dapat berpengaruh pada tekanan suku bunga dari dalam negeri. hal tersebut juga bisa memberikan tekanan pada PMDN itu sendiri. "Jadi kita berharap investasi FDI bisa kita tarik masuk sebanyak mungkin," ungkapnya.

Dalam catatan lima tahun terakhir, lanjut Seto, Indonesia berhasil menarik investasi FDI melebihi US$ 100 miliar atau setara dengan Rp 1,5 kuadriliun (asumsi kurs Rp 15.634 per US$). "Saya kira angkanya akan jauh lebih besar tapi dari lima tahun terakhir, 2017 sampai 2021 kita berhasil menarik FDI melebihi US$ 100 miliar," ucapnya.

Untuk itu, Dia klaim hal tersebut merupakan pencapaian yang luar biasa dengan bantuan peran Kementerian Investasi RI. Hal tersebut juga Seto klaim membuat Indonesia jadi jauh lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya.

"Saya kira ini adalah prestasi yang sangat luar biasa, terutama peran BKPM sangat signifikan dalam meraih prestasi ini. Kalo dibandingkan negara lain di ASEAN, angka kita jauh lebih besar," pungkasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Cs Siap 4 Jurus Amankan PNBP 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular