
6 Update Perang Rusia-Ukraina, Putin Dihantam Serangan Balik

Jakarta, CNBC Indonesia - Sembilan bulan telah berlalu setelah Rusia untuk pertama kalinya meluncurkan serangan militer ke Ukraina. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda perdamaian antara keduanya.
Ukraina sendiri dilaporkan sudah melakukan serangan balasan ke wilayah Rusia. Kyiv juga dilaporkan mulai telah memukul mundur pasukan Moskow yang berada di Selatan dan Timur.
Berikut perkembangan terkini, dirangkum dari CNBC International, Selasa (6/12/2022).
1. Pangkalan Militer Rusia Diserbu
Rusia mengatakan bahwa tiga personel militernya tewas dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina di dua pangkalan udaranya. Kedua pangkalan itu terletak ratusan kilometer dari garis depan di Ukraina.
Ukraina tidak secara langsung mengeklaim bertanggung jawab. Jika memang melakukan serangan, itu adalah serangan militer terdalam yang pernah dilakukan di jantung Rusia sejak Moskow menginvasi pada 24 Februari.
Salah satu sasarannya, pangkalan udara Engels di dekat kota Saratov, menampung pesawat pembom yang merupakan bagian dari kekuatan nuklir strategis Rusia.
"Rezim Kyiv, untuk menonaktifkan pesawat jarak jauh Rusia, melakukan upaya untuk menyerang dengan kendaraan udara jet tak berawak buatan Soviet di lapangan terbang militer Dyagilevo, di wilayah Ryazan, dan Engels, di wilayah Saratov," ujar Kementerian Pertahanan Rusia.
Dikatakan drone, yang terbang di ketinggian rendah, dicegat oleh pertahanan udara dan ditembak jatuh. Puing-puing itu menyebabkan kerusakan ringan pada dua pesawat dan empat orang terluka.
2. Rusia Luncurkan 70 Rudal ke Ukraina
Rusia disebut menghujani tetangganya dengan 70 rudal dalam 24 jam. Serangan itu menyasar sistem kontrol militer dan objek terkait dari kompleks pertahanan, pusat komunikasi, unit energi dan militer Ukraina. Moskow menyebut serangan itu merupakan balasan atas aksi militer Kyiv menyerang pangkalan militernya.
"Rusia menanggapi dengan serangan besar-besaran ... dengan senjata presisi tinggi berbasis udara dan laut, di mana Rusia mengatakan semua 17 target yang ditunjuk terkena," tulis Reuters, mengutip pertahanan Rusia, Selasa (6/11/2022).
Sementara itu, sirine memang mengaung di kota-kota Ukraina. Ibu kota Kyiv dan Zaporizhzhia juga melaporkan serangan. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas.
Gelombang serangan rudal yang diluncurkan dari tiga lokasi berbeda di Rusia dilaporkan merusak bangunan tempat tinggal, menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada infrastruktur energi, dan menyebabkan banyak penduduk di berbagai wilayah di seluruh negeri tanpa listrik dan air.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji upaya pertahanan udara negaranya dan layanan di darat yang membantu mengurangi dampak dari serangan yang meluas. "Sebagian besar rudal ditembak jatuh. Pekerja energi sudah mulai memulihkan pasokan listrik," katanya di Telegram.
3. Rudal Perang Jatuh di Moldova
Sebuah rudal ditemukan di negara tetangga Ukraina, Moldova. Hal ini terjadi setelah Moskow menghujani wilayah Kyiv dengan serangan misil.
"Beberapa waktu yang lalu, di dekat kota Briceni, sebuah roket ditemukan oleh patroli polisi perbatasan, yang, karena pemboman Rusia hari ini, meningkatkan tingkat perhatian mereka," Kementerian Dalam Negeri Moldova berbagi di Facebook .
Daerah itu ditutup oleh polisi dan patroli perbatasan. Layanan khusus dari Kementerian juga diprediksi berada di tempat kejadian.
Roket itu dapat meningkatkan kekhawatiran tentang limpahan perang, terutama bagi negara-negara yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina. Pada pertengahan November, rudal Ukraina yang salah arah menghantam sebuah desa di Polandia, menewaskan dua petani.
4. Rusia Kontrol 18% Ukraina
Ukraina disebutkan telah membebaskan sekitar 54% dari jumlah maksimum wilayah tambahan yang direbut Rusia sejak awal serangannya pada 24 Februari lalu. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Inggris.
Dalam akun Twitternya, lembaga itu mengatakan Rusia sekarang menguasai sekitar 18% wilayah Ukraina yang diakui secara internasional. Ini termasuk wilayah Donbas dan Krimea yang jatuh di bawah kendali Rusia sejak 2014.
Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan mendukung pemberontakan pro-Moskow di dua wilayah area Donbass, Luhansk dan Donetsk. Saat ini, Donetsk di Ukraina menjadi tempat pertempuran paling sengit di Ukraina saat pasukan Rusia mencoba maju dan merebut kota Bakhmut, dengan harapan kemudian maju menuju dua kota kunci berikutnya, Kramatorsk dan Sloviansk.
5. Putin Mendekat ke Medan Perang
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Jembatan penghubung daratan Rusia dan Semenanjung Krimea, Jembatan Kerch. Hal ini terjadi menyusul ledakan di jembatan itu yang merusak konstruksinya.
"Putin berkendara di sepanjang jalur mobil Jembatan Krimea dan mendiskusikan kemajuan pekerjaan restorasi dengan para pembangun," lapor Kremlin.
Moskow menyalahkan ledakan itu dengan menggunakan dugaan 'sabotase' untuk membenarkan serangan rudal mematikan berikutnya terhadap warga sipil di Ukraina.
Jembatan itu adalah yang terpanjang di Eropa dan secara strategis penting bagi Rusia, karena menghubungkan Krimea yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada 2014 lalu.
6. Jerman Bicara Perang Dingin
Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan agar tidak menciptakan Perang Dingin baru dengan membagi dunia menjadi blok-blok.
Dalam sebuah opini untuk majalah Foreign Affairs, dia menyerukan segala upaya dilakukan untuk membangun kemitraan baru.
"Barat harus membela nilai-nilai demokrasi dan melindungi masyarakat terbuka, tetapi kita juga harus menghindari godaan untuk sekali lagi membagi dunia menjadi blok-blok," tulis Scholz dalam artikel tersebut.
"Ini berarti melakukan segala upaya untuk membangun kemitraan baru, secara pragmatis dan tanpa buta ideologis," tambahnya.
Scholz memilih China dan Rusia sebagai dua negara yang menjadi ancaman bagi dunia multipolar. Ia mengatakan persatuan Eropa dan Trans-Atlantik yang lebih kuat sangatlah dibutuhkan untuk mengatasinya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri
