Genmud DJPI: Rumah Terjangkau Juga Harus Tahan Bencana

Martya Rizky, CNBC Indonesia
23 November 2022 18:32
Fitri Ami Handayani Genmud DJPI Dalam Webinar Ekosistem Pembiayaan Perumahan untuk mewujudkan Pembiayaan Perumahan yang Terjangkau dan Berkelanjutan. (Tangkapan Layar Youtube pupr_pembiayaan)
Foto: Fitri Ami Handayani Genmud DJPI Dalam Webinar Ekosistem Pembiayaan Perumahan untuk mewujudkan Pembiayaan Perumahan yang Terjangkau dan Berkelanjutan. (Tangkapan Layar Youtube pupr_pembiayaan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Generasi Muda (Genmud) Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) Kementerian PUPR, Fitri Ami Handayani mengungkapkan, perumahan dengan harga yang murah atau biasa disebut perumahan terjangkau juga memiliki kualitas standar yang bisa melindungi penghuninya dari ancaman bencana.

Dengan kata lain, harga rumah yang murah seharusnya tetap menawarkan kenyamanan bagi penghuninya.

"Perumahan yang terjangkau itu bukan berarti murahan gitu ya. Jadi setidaknya kita harus mengedepankan keandalan bangunan dan kualitasnya itu harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," kata Fitri dalam webinar Ekosistem Pembiayaan Perumahan untuk mewujudkan Pembiayaan Perumahan yang Terjangkau, Rabu (23/11/2022).

Bank Dunia memperkirakan bahwa 20% dari 64 juta unit rumah di Indonesia berada di bawah standar, dan rentan terhadap gempa bumi yang memerlukan perbaikan lain.

Fitri mengatakan, dengan adanya kejadian bencana alam, gempa bumi yang kemarin di Cianjur, menjadi pengingat untuk Indonesia yang berada di Ring of Fire. Sebab, probabilitas Indonesia mengalami bencana gempa bumi sangat besar.

"Artinya penting kita untuk membangun secara tadi kuat bangunannya strukturnya harus andal," lanjutnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, kita harus berpikir dalam menyediakan perumahan itu harus mengelola sumber daya dengan efisien, dan juga memikirkan keberlangsungan untuk generasi yang akan datang.



"Jadi kayak konsumsi energi, konsumsi materialnya, dan juga emisi karbon harus kita tekan serendah mungkin," ujar Fitri.

Sejalan dengan itu, CEO Build Change, Elizabeth Hausler memberikan solusi agar bangunan lebih green dan lebih tahan bencana, salah satunya adalah dengan hanya menggunakan plafon.

"Ini adalah model yang dibangun oleh salah satu anggota tim kami di Indonesia, dari sebuah rumah khas dalam satu rumah keluarga dengan pilihan dinding yang berbeda, tetapi Anda dapat melihat bahwa atapnya tinggi," kata Elizabeth di acara yang sama.



Sementara, untuk menghindari panas dengan memasang atap dengan langit-langit di platform. Hal ini juga dinilai merupakan hal yang sangat sederhana yang dapat dilakukan dengan biaya rendah.

"Misalnya, memasangnya di langit-langit adalah hal yang sangat sederhana untuk dilakukan dengan biaya murah. Memastikan ventilasi silang ini sudah umum di Indonesia. Untuk menggunakan hal-hal seperti ventilasi di atas jendela dan pintu, mempertahankan praktik arsitektur yang memastikan ventilasi silang, memasang plester yang baik di bagian luar untuk memiliki insulasi," jelas Elizabeth.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Detik-Detik BBM Subsidi Naik, Apa Rumah Subsidi Ikut Naik?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular