
Awas! RI Bisa Kena Krisis Rumah Gara-Gara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembang terus mendorong pemerintah untuk menaikkan harga acuan rumah subsidi. Di tengah gejolak gelombang lonjakan harga bahan baku material akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia Moerod menjelaskan berharap pemerintah segera menaikkan harga rumah subsidi sebesar 7%. Sebab pengembang juga sudah mulai kesulitan untuk memproduksi rumah.
"Harapan kepada pemerintah khususnya harga (rumah subsidi), dari dua tahun lalu masih stuck rata-rata Rp 150 jutaan. Ini pengaruh dari material naik, kami khawatir nggak bisa produksi rumah subsidi," kata Moerod dalam Property Point CNBC Indonesia, Kamis (30/9/2022).
Selain itu dampak yang dapat terjadi jika harga rumah subsidi batal naik, maka dipastikan 80% anggota REI bisa membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah ini.
"Dijamin teman-teman nggak bisa lagi bangun rumah subsidi, karena material naik terus seperti baja ringan, semen naik, angkutan naik, pasir naik semua. rasanya sudah sulit membangun," katanya.
Saat ini banyak anggotanya yang belum berani untuk membangun kawasan rumah subsidi baru, hanya bertahan menjual stok rumah yang masih ada.
"Kami tetap berupaya membangun dengan segala upaya misalnya dengan cara kita bertahan dengan stok rumah yang ada nggak bangun yang baru," katanya.
Untuk diketahui harga rumah subsidi belum mengalami peningkatan sejak dua tahun terakhir. Dimana mengutip Kepmen PUPR Nomor 242/KPTS/M/2020 mengenai besaran harga rumah subsidi, maka rerata harganya Rp 150,5 juta untuk wilayah Jawa dan Sumatera, sementara untuk Indonesia bagian timur seperti Sulawesi hingga Papua Rp 156,5 juta - Rp 219 juta.
Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada Kementerian Keuangan. Namun masih dalam proses pembahasan.
"Kita sudah ajukan disana belum ada respons. artinya masih di Kementerian Keuangan di BKF," kata Juru Bicara Kementerian PUPR Endra Atmawidjaja, di Kantor Kementerian PUPR.
Endra menjelaskan perhitungan untuk kenaikan harga rumah subsidi agak lambat karena banyaknya komponen penunjang produksi yang meningkat.
"Itu kenapa agak lambat karena keuangan harus menghitung dampak kenaikan BBM jangan sekali dikeluarin angkanya jadi tidak valid lagi. itu bukan hanya solar yang naik tapi seluruh material konstruksi naik itu terdampak," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Properti Bingung, Kenaikan Harga Rumah Subsidi 'Gantung'