
MIND ID Pelopor Dekarbonasi di Indonesia

Menarik untuk dicermati juga bahwa Indonesia tetap tak bisa lepas dari bahan tambang, salah satunya yakni batubara. Terutama untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Pasalnya, kebutuhan batubara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sampai dengan 2030 masih akan terus mengalami peningkatan.
Untuk tahun ini, di tengah gonjang-ganjing ekonomi global, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan batubara untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PT PLN hingga akhir tahun dalam kondisi aman. Sehingga tidak ada isu mengenai kelangkaan pasokan.
Lalu, bagaimana tambang bisa dikatakan sustainable dan mendukung transisi energi hijau?
Dalam menjalankan bisnisnya MIND ID berkomitmen mengedepankan aspek smart mining dalam menjalankan kegiatan operasional.
Dari sisi penerapan ESG, MIND ID memiliki beberapa fokus sebagai upaya menjadi Perusahaan Pengelola Sumber Daya Alam Terpadu yang Terkemuka, dengan Komitmen Kuat terhadap Masyarakat dan Lingkungan, yang berlandaskan pada Sustainability Pathway MIND ID, diantaranya, yaitu
Untuk mewujudkan fokus tersebut, ada 3 (tiga) strategi utama dalam upaya menerapkan pilar dekarbonisasi, yaitu
Strategi ini mendorong perusahaan untuk mengoptimalkan produksi serta mengurangi risiko bahaya, meminimalkan dampak lingkungan sosial, serta mengeksplorasi lebih banyak nilai tambah di seluruh rantai nilai.
Selanjutnya, pendekatan circular economy difokuskan pada prinsip penggunaan sumber daya dan bahan baku serta produk akhir yang dapat dipakai selama mungkin, menghasilkan produk samping yang minimal, dan dapat digunakan kembali, serta daur ulang.
Seperti yang dilakukan MIND ID pada Kampoeng Reklamasi Air Jangkang yang merupakan salah satu bekas lokasi tambang yang telah berhasil direstorasi oleh PT Timah Tbk dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar sejak tahun 2013. Kampoeng Reklamasi Air Jangkang terletak di Desa Riding Panjang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka dan telah seluas 37 hektar.
Dengan menggunakan konsep circular economy, PT Timah Tbk berhasil memberikan nilai tambah dalam mengurangi jejak karbon hingga 70,339 tCO2e/tahun dan memberikan nilai ekonomi yang lebih besar kepada masyarakat.
Selain menerapkan teknologi yang tepat serta program reklamasi pasca tambang, perusahaan juga berupaya membatasi emisi sebanyak mungkin, dan menegaskan MIND ID terus melakukan capturing dan offsetting emisi.
Dari sisi operasional pertambangan, terdapat dua program utama yang dijalankan yakni Eco Mechanized Mining dan E-Mining Reporting System. Pada program Eco Mechanized Mining, perusahaan mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar berbasis fosil menjadi elektrik.
Sebagai contoh penerapan program E-Mining Reporting System, anggota MIND ID yang bergerak di pertambangan batubara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah memanfaatkan platform pelaporan produksi secara real time dan online sehingga mampu meminimalisasi monitoring konvensional dengan kendaraan dan mengurangi penggunaan bahan bakar.
Tidak hanya itu, PTBA juga gencar menerapkan program manajemen karbon, sebuah program integrasi untuk mengurangi emisi karbon dalam operasional pertambangan perusahaan. Beberapa usaha manajemen karbon yang dilakukan yakni reklamasi, dekarbonisasi operasional tambang, dan studi CCUS.
Semua langkah di atas, semakin dimantapkan dengan bergabungnya MIND ID ke dalam United Nations Global Compact (UNGC), sesuai dengan target perusahaan menjadi perusahaan kelas dunia yang peduli lingkungan dan sejalan dengan komitmen kuat perusahaan dalam mewujudkan sustainable mining company.
